01. Hukuman

101K 7.8K 527
                                    

***

Bahagian 01. Hukuman


"Perlu kalian semua ketahui, membuang sampah pada tempatnya itu merupakan yang harus kita terapkan setiap hari. Tapi kalian tak melakukannya. Hal ini tidak bisa disepelekan, sekolah kita harus tetap menjaga kebersihan kelas ataupun lingkungan."

"Maka dari itu, saya selaku ketua OSIS di sekolah Starla menyatakan jika ada yang membuang sampah sembarangan maka akan terkena denda dan sanksi. PAHAM SEMUA?!"

Seorang pria dengan wajah datarnya, yang ia tunjukkan kepada seluruh siswa yang berada di depannya. Namun itu tak pernah mengurangi ketampanannya yang ia miliki. Ia heran dengan dirinya sendiri, setampan apa dirinya sehingga para wanita sampai menganga melihatnya?

"PAHAM!"

Rafael berbicara kepada semua murid dengan panjang lebar, tegas, datar dan sedikit galak. Dasar, ketua OSIS disekolah ini memang sangat galak.

Gadis yang berada di barisan kedua itu memutar bolanya malas, mengapa harus cowok itu yang menjadi ketua OSIS? Ah, sungguh membosankan.

Saat ini semua berkumpul di aula sekolah. Semua mulai berbisik-bisik mengenai hal yang dikatakan Rafael.

"Dengarkan!"

Mereka yang awalnya berisik pun seketika menjadi diam, hening seketika. Ketika suara sang ketos menggema di aula. Daripada mereka kena semprotnya, lebih baik mereka semua diam.

Semua orang tau, Rafael itu tipikal orang yang tak mau dibantah. Sudah terlihat bagaimana dia bicara, atau pun ketika seperti saat ini.

"Tadi pagi, saya melihat salah satu siswi membuang kulit pisang sembarangan hingga terkena wajah saya."

"Saya ingin, yang merasa silahkan maju ke depan!" Lanjutnya dengan tatapan tajam, dan menusuk dari dalam hati.

Kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya, mic yang berdiri tegak di depannya juga seragam yang rapi membuat ia terlihat sangat cool.

Semua saling menolehkan kepalanya bingung. Bertanya-tanya siapa yang mencari gara-gara dengan si ketos killer itu. Berbisik-bisik hingga membuat menimbulkan suara.

"Diam woy!" Suara Rafael kembali terdengar tegas, membuat semua diam tak berkutik. Disuruh diam malah ramai, kesal gak sih?

"Kalau nggak ada yang mengaku, saya hitung sampai lima dan saya akan panggil orang itu ke depan!"

"Satu!"

Seorang gadis dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir.

"Dua!"

"Tiga!"

Tidak, gadis itu tak akan membiarkan semua terjadi. Ia harus melakukan sesuatu. Terlintas sebuah ide di benak nya. Dirinya pun pamit izin ke toilet dan di perbolehkan oleh pengawas di barisan sampingnya.

"Empat!"

"Lima!"

"CARAMEL LEONNA RACHELIA KELAS 11 IPS 1 SILAHKAN MAJU KE DEPAN!"

Semua mata tertuju pada Caramel yang baru saja berbalik. Ia memejamkan matanya sebentar, dasar memalukan ketika namanya yang cantik gemoy itu di panggil oleh ketua OSIS ter killer itu. Dengan bodohnya dirinya menunjuk dirinya sendiri, "Gue?"

"Atas nama Caramel, punya telinga?"

Membuat mereka semua menahan tawanya, selalu saja Caramel yang menjadi dalangnya. Sedangkan Caramel menyimpan api kemarahan. Dengan sangat malas ia berjalan ke depan dengan menghentakkan kakinya di setiap langkahnya. Ia menatap Rafael sengit, lalu mengambil barisan di samping nya.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang