47. Kacau

32.2K 3.2K 522
                                    

Bahagian 46. Kacau

Rafael sedari tadi melirik gadis di sampingnya. Pasalnya, Caramel hanya diam saja dan menatap lurus depan tanpa minat. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, apakah ia salah dengan perbuatannya barusan?. Oh ayolah, Rafael hanya ingin bersikap romantis untuk Caramel.

Entah ada apa dengan Rafael, pria itu dengan sengaja mengetukkan sendok ke piring untuk menarik perhatian Caramel. Namun Caramel hanya meliriknya saja laku fokus dengan apa yang ia lihat. Rafael mendengus kesal. Ia tetap mengetukkan sendok itu dan menimbulkan bunyi yang cukup keras, hingga gadis di sampingnya terganggu.

"Lo kenapa sih?"

"Enggak."

Caramel menautkan alisnya, namun setelahnya ia mengangguk masih menikmati alunan musik yang masih berputar. Gadis itu sebenarnya masih merasa gugup, dengan apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Setelah acara potong kue, ia dan Rafael kembali duduk ke tempatnya semula.

"Mel."

"Apa?" Sahut Caramel.

Rafael memantapkan hatinya, untuk mengatakannya. Ini butuh tenaga ekstra untuk mengutarakan di saat jantungnya yang berdegup kencang. Memang alay!

"Gue mau ngomong serius sama lo."

Untuk menghilangkan rasa kegugupan nya, pria itu memasang ekspresi datar.

"Apa?" Jawab Caramel sedikit teriak karena musik berputar lebih keras daripada sebelumnya.

"Gue suka— anu.."

"Hah? Apa gak denger?" Caramel teriak. Karena memang telinga nya tak mendengar perkataan Rafael akibat musik ini. Musik yang diputar itu musik rock, jadi bunyi nya cukup keras. Yang ia dengar dari Rafael, hanya anu selebihnya ia tak mendengarnya.

Rafael mendekatkan kursinya. "Gue... Suka—eh ehe."

"Apa sih El?" Protes Caramel karena sungguh perkataan pria itu tak masuk akal.

"Jangan dipotong." Kesal Rafael.

Caramel bungkam. Oke, saat ini pria itu menjadi killer lagi. Tatapan tajamnya membuat ia mendengus kesal.

"Yaudah, apa?"

"Ehm. Gue—"

"Assalamualaikum sobat! Berdua aja nih ye, ntar ketiganya setan loh!!"

Rafael mengusap wajahnya kasar. Saat saat seperti ini mengapa harus ada yang mengganggunya? Rasanya ia ingin membawa Caramel ke sebuah ruangan yang tak mungkin ada yang bisa menggangu mereka berdua untuk mengutarakan rasa aneh yang sering muncul.

Satria mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Rafael. Pria itu mencomot potongan pizza yang terhidang di meja. "Asik banget ya berduaan?" Godanya sambil menaik turunkan alisnya.

Rafael yang masih kesal hanya melirik Satria malas lalu fokus dengan ponselnya kali ini.

"Apaan sih." Gerutu Caramel

"Yeee ngapa lo sewot amat dah!" Kesal Daniel.

"Biarin sih."

Saat ini, Satria dan Daniel tengah duduk di kursi yang berhadapan dengan Rafael dan Caramel. Hanya tersisa dua kursi yang kosong. "Eh eh, gimana tadi suara gue? Bagus gak?" Tanya Satria.

"Iya, suara lo bagus. Besok jangan nyanyi lagi."

Perkataan Rafael sontak membuat mereka tertawa, terutama Caramel. Gadis itu manggut-manggut kepalanya. "Iya bang sat, bener kata Fael."

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang