Bahagian 21. Pajak jadian!
Rafael dan Caramel mulai memasuki mall yang besar itu.
Menjadi sorotan orang sudah biasa, Caramel pun juga sudah biasa akan hal itu. Kecantikan yang ia miliki, membuat kaum Adam sampai menganga melihat nya.Rafael membaca kan pesanan bunda nya. Iya, memang yang menyuruhnya untuk pergi ke sini ialah bundanya karena Sari dan Arsen pergi ke rumah Zari, tantenya. Sebenarnya ia malas, namun mengingat ada novel pengeluaran terbaru di Gramedia membuat nya semangat.
Rafael memang begitu, suka buku pelajaran dan buku novel. Selain galak, Rafael memang suka membaca buku. Sejak kelas lima SD, ia sangat suka membaca hingga sekarang.
"Fael, kita mau belanja apa sih?"
Rafael membaca pesan dari bundanya, "Taplak meja."
"Ohhh itu... Gue tau tempatnya." Caramel menarik tangan Rafael. Yang ditarik hanya pasrah, mengikuti gadis di depannya itu. Dirinya tak sering ke mall, diajak bunda nya kesini pun dia tidak mau. Nanti malah disuruh bawain belanjaan katanya.
"Mbak, ada taplak meja gak?"
Sambil memandang wajah tampan Rafael, mbak-mbak itu mengangguk. "Ada mbak, cantik-cantik loh." Ucap si penjaga toko itu seraya menunjukkan tapak meja.
"Fael, lo pilih yang mana?"
"Terserah."
Caramel mendengus, "Yaudah! Ini aja mbak"
"Baik, mari ke kasir."
Rafael dan Caramel pun mengikuti mbak itu. Setelah di total, Rafael membayarnya. Dalam hati Caramel menggerutu, taplak segitu aja harganya lima ratus ribu. Mending beli kue leker, dijamin dah perutnya sampai koar-koar.
"Beli ini aja?" Tanya Caramel.
"Udah, kalau sayur beli di Alfamart aja. Gue mau ke Gramedia."
"Oh.. yaudah."
Rafael dan Caramel akhirnya memasuki Gramedia. Rafael mulai berjalan mengitari rak-rak buku itu. Ia memilih buku yang pas. Sedangkan Caramel, gadis itu sedari tadi hanya mengikuti Rafael dari belakang.
"Lo ngapain sih?" Rafael menoleh kan kepalanya ke belakang.
"Gapapa."
Rafael menggelengkan kepalanya, lantas ia pun berjalan di rak buku lainnya. Caramel masih berdiri disitu, "Heh buku-buku.. Lo udah buat gue meresahkan!"
Seorang petugas di Gramedia itu pun merasa aneh dengan gadis itu. "Cantik-cantik kok gila.."
Caramel menghentikan bicaranya, "Gue gak gila!" Menatap mas-mas itu kesal.
"Orang gila mana mau ngaku?" Ucap mas-mas yang bername tag Yanto.
Caramel membacanya, "Heh bapak Yanto, dicariin Bu Yanto tuh!" Sewotnya ngegas lalu mencari keberadaan Rafael. Namun langkahnya terhenti, ketika melihat orang yang tak asing baginya.
Ia melotot, saat kedua remaja itu membalikkan badannya. Regan dan Anggi tengah bercanda gurau dengan sebuah buku di tangan masing-masing. Ia mengucek kedua matanya, ini benar-benar nyata. Bukan mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My killer ketos (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction(Tamat) "Gue sumpahin lo nggak punya pacar!" "Siapa bilang, mulai hari ini lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan!" Bagaimana perasaanmu jika kamu diperlakukan seperti itu oleh ketua osis di sekolah mu? Caramel sangat heran kepada cowok itu, mengap...