27. Sebuah perasaan

35.5K 3.6K 169
                                    


Bahagian 27. Sebuah perasaan


Setelah Caramel dan Anggi keluar dari Alfamart, mereka berdua segera pulang ke rumah Caramel. Kedua gadis itu baru saja memborong berbagai macam camilan di Alfamart tadi. Seperti biasa, buat begadang nanti malam sekalian menonton Drakor.

Mereka berdua jalan kaki, karena ia membeli di Alfamart terdekat. Setelah sampai dirumahnya, Caramel memasukkan kunci rumahnya lalu membuka pintu itu.

"Huh, capek banget!" Keluh Caramel setelah ia membaringkan tubuhnya di kasur empuknya di kamarnya.

Anggi meletakkan dua kresek besar itu di bawah, lalu ikut membaringkan tubuhnya disebelah Caramel. "Sore ini kita ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain lah," Jawab Caramel santai lalu ia beranjak dari tidurnya tangannya membuka isi kresek tersebut, dan mengambil beberapa ciki lalu membuka nya.

"Lo belum mandi ya Mel?", Tanya Anggi seraya menjahit hidungnya.

"Enak aja! Pulang sekolah gue langsung mandi tadi, terus lo kesini."

Anggi manggut-manggut, "Terus ini bau apa?". Mengendus mencari asal bau itu.

"Emang kenapa? Enak gak?, Gue habis kentut tadi."

"Lo kecirit Mel?"

"Busettt, baunya kek ikan terasi basi dikampung nenek gue!"

"Ndasmu kecirit! Orang kentut doang, lebay amat jadi orang!"

Anggi hanya menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa gatal, "Iya yah?"

Caramel memutar bolanya jengah. Gadis itu lebih memilih memakan camilan nya kembali sembari memainkan ponselnya. Anggi melakukan hal yang sama, gadis itu juga sibuk dengan ponsel yang berada di genggaman nya.

"DAEBAK!"

Caramel terjingkat, hingga ponselnya terjatuh. Untung saja jatuhnya di kasur. Ia menoleh, menatap kesal gadis itu. "Lo kenapa teriak-teriak sih anjing!"

Anggi memperlihatkan ponselnya, di layar itu menampakkan foto kedua remaja. "Ini, gosip terbaru!"

"Fael?", Gumam Caramel lirih.

•••

Sedangkan ditempat lain, Rafael tengah duduk bersantai di kursi taman milik sekolah bina bangsa. Pria itu sendiri, kegiatan diistirahatkan beberapa menit yang lalu. Ia melihat jam tangannya, baru jam empat. Nanti kalau sudah jam lima mereka semua diperbolehkan untuk kembali ke hotel.

Seorang cewek menghampiri Rafael membuat pria itu mendongak. "Apa?"

"Minum".

Rafael mengangguk, tanpa bilang makasih ia meneguk habis botol air mineral itu.

"Mmm, raf.."

"Kenapa?", Dahi Rafael mengerinyit.

Devina menggigit bibir bawahnya, "Aku.. boleh duduk disitu?",

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang