17. Disuapin Rafael

43.5K 4.2K 207
                                    

H A P P Y

R E A D I N G

A L L
**********************

Bahagian 17. Disuapin Rafael!

Rafael menghela nafasnya gusar, ia mengacak rambutnya frustasi. "Mel, bangun woy!" Menepuk pipi gadis itu.

Ia mondar-mandir, meletakkan telunjuknya di dagu. "Kalau gak gue gantiin masuk angin gak ya?"

Ya jelas lah bego.

Ia menduduki tepi kasur, memejamkan matanya. "Tapi kok gue deg-deg an ya?", Omongnya pada dirinya sendiri seraya memegangi dadanya.

Melihat seragam Caramel yang menerawang saja membuat ia darahnya berdesir seketika. Tidak mungkin kalau dia yang menggantikan baju Caramel. Seharusnya bunda nya, akan tetapi beliau tadi ada acara arisan dengan teman-teman nya. Makanya, tadi bunda nya memberikan kunci rumah yang dititipkan oleh Firda.

Oke, sepertinya ini jalan terbaik. Ia akan menggantikan seragam Caramel. Daripada gadis itu kelamaan basah kuyup dan membuat nya semakin masuk angin, ia memutuskan untuk menggantikan seragam Caramel.

Sebelum itu, ia melangkahkan kakinya ke lemari yang berwarna putih. Mengambil baju piyama bergambar Upin dan Ipin. Lali beralih ke sebelah, ia memejamkan matanya. Ia tidak akan membuka semuanya. Hanya seragam saja.

Ia menduduki tepi kasur, memejamkan matanya. Setelah ia mengintip, Rafael memegang kancing seragamnya. Membukanya perlahan. Iantak sengaja menyenggol buah dada Caramel, "Anjir kok empuk?!"

"Eh!"

Khilaf Rafael! Selama hidupnya ia tak pernah menyentuh milik perempuan. Pernah sih, pasti saat ia bayi menyentuh punya bundanya.

Hingga dua kancing terbuka, seseorang di ambang pintu meneriaki nya.

"ASTAGFIRULLAH YA ROBBI RAFAEL KAMU NGAPAIN?!"

Reflek tangan Rafael menjauh. Dirinya berdiri, menatap bundanya dengan raut gelagapan. "Rafael cuma mau gantiin seragam Caramel Bun!"

Sari memicingkan matanya, berkacak pinggang. "Kamu tipu-tipu gak?"

"E-enggak Bun suer!"

"Gak kamu grepe-grepe kan?"

"Astagfirullah Bun!" Sewot Rafael.

"Emang Caramel kenapa?"

"Tadi pingsan, kehujanan."

Sari melotot, beliau bergerak heboh. "Nauzubillah Rafael ambulans mana ambulans!"

Untung saja dirinya datang tepat waktu, karena suaminya sudah pulang beliau memutuskan untuk pamit pulang kepada teman-temannya. Namun saat melihat pintu rumah ini terbuka lebar, dan payung kesayangannya itu berada di halaman rumah Caramel membuat ia panik. Takut jika terjadi apa-apa.

"Gak usah heboh Bun, Udah gantiin dulu aja seragamnya, biar Rafael yang rawat nanti!" Ucapnya lalu keluar dari kamarnya dan menutup pintu itu.

"Wah... Sosweeetttt nya anak gue!" Seru Sari.

Lalu beliau pun segera menggantikan seragam Caramel menjadi baju piyama. Setelah selesai, ia mencoba mengecek suhu tubuh gadis itu. Ia menempelkan punggung tangannya di kening Caramel.

"Aduh!" Pekiknya.

Beliau bergegas membuka pintu kamar nya. "Rafael!"

"Kenapa?" Tanya Rafael. Memang tadi ia menunggu di depan kamar Caramel.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang