Bahagian 36. Menunggu
"Sampai disini saja pelajaran hari ini, wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh."
"Waalaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh,"
Setelah menjawab salam dari gurunya, mereka mulai berbondong-bondong keluar kelas. Begitu juga Caramel, gadis itu tengah memasukkan barang-barang yang berada di kolong meja nya. Setelah memasukkan ke dalam tas nya, ia beranjak dari duduknya.
"Woy Mel!"
Gadis itu menghentikan langkahnya, berbalik. "Kenapa?"
"Nih, makasih ye!" Ujar Ucup menyodorkan sebuah pensil bergambar Upin & Ipin yang diterima oleh Caramel. Ini ialah pensil yang baru saja ia beli kemarin di koperasi. Namun Ucup yang memakainya terlebih dulu, membuat ia mendengus.
"Iye iye, lain kali pinjam aja teros gak usah beli!" Ketus Caramel.
"Ah elah, pinjem doang ngapa jadi ngamok?", Ucup menyugar rambutnya ke belakang.
"Hilih,"
"Gak usah gitu, biasanya aja nyontek gue!"
Caramel menggaruk tengkuknya, memang biasanya jika ia kesulitan pasti mencontek pria itu. Termasuk Anggi
"Eh, btw tangan lo kenapa?""Kena pecahan vas bunga."
"Makanya hati-hati!" Ketus Ucup.
"Iya deh iya," Sahut Caramel malas lalu melenggang pergi dari kelasnya. Gadis itu berniat untuk menghampiri Rafael di kelas. Ia menaiki anak tangga satu persatu, hingga akhirnya ia memasuki ruangan yang bernuansa putih.
Di bangku depan, ada pemandangan yang tak enak dilihat. Rafael tengah duduk dengan Elsa, seraya membicarakan sesuatu. Ia pun melangkahkan kakinya lalu menghampiri kedua remaja itu. "Fael,"
"Ada apa?"
Caramel melirik Elsa sekilas, "Gue nebeng."
"Ck, gak tau malu."
"Heh, gue yang nebeng kenapa lo yang ribet? Iri? Bilang anying!"
"Lo ya!" Geram Elsa.
"Apa? Gue males ribut!"
"Gak usah ribut!" Sahut Rafael datar namun terlihat sangat galak.
"Kalau lo mau nungguin gue, tunggu aja di halte depan. Soalnya gue mau rapat." Lalu membereskan buku-buku itu dan membawanya. Pria itu beranjak dari duduknya,
"Yaudah, gue tunggu."
Rafael mengangguk, tanpa sepatah kata ia dan Elsa beranjak pergi dari ruangan kelasnya. Sebelum itu, Rafael mematikan dua kipas angin dan mematikan lampunya.
Dengan langkah malasnya, Caramel pun keluar. Mungkin Rafael dan Elsa sudah berada di ruangan osis, karena ia tak melihat keberadaan nya. Saat sudah berada di lapangan, gadis itu mendengar bisikan-bisikan gaduh.
Iya, katanya sih dia udah keluar.
Dia siapa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My killer ketos (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction(Tamat) "Gue sumpahin lo nggak punya pacar!" "Siapa bilang, mulai hari ini lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan!" Bagaimana perasaanmu jika kamu diperlakukan seperti itu oleh ketua osis di sekolah mu? Caramel sangat heran kepada cowok itu, mengap...