22. Pacar Baek!

37.7K 3.8K 57
                                    

Bahagian 22. Pacar Baek!




Caramel berjalan santai di sepanjang koridor. Hari ini ia terlambat lagi, untungnya tidak kepergok oleh siapapun. Dan yang lebih untung lagi, gerbang belakang sekolah tidak tertutup. Jadi dengan sangat mudah ia bisa memasuki sekolahnya.

Semua siswa siswi sudah memasuki kelasnya. Karena bel sudah berbunyi dari tadi. Entah gadis itu apa penyebabnya sampai-sampai bisa terlambat seperti ini. Mungkin efek menonton Drakor kemarin malam. Huh, WiFi do rumahnya sudah diperbaiki oleh tukang. Hal itu membuat Caramel sangat senang, jadi ia tak repot-repot untuk membeli kuota.

Saat berbelok arah, sepertinya gadis itu menabrak seseorang.

"Cih, terlambat lagi!" Ucap Elsa.

Caramel memutar bolanya jengah, "Bukan urusan lo!"

"Ya jelas urusan gue lah, gue kan juga termasuk anggota osis!" Elsa menyombongkan diri serta bersedekap dada.

"Pamerrrr errrrrrrrr!" Cibir Caramel tak santai.

"Eits, mau kemana lo? Ikut gue!" Elsa menarik tangan Caramel menuntunnya entah kemana.

"Apaansih tarik-tarik!"

Elsa membawa Caramel di 'ruangan osis'. Caramel menghela nafasnya gusar, usahanya sia-sia menghindari hukuman. Kapan sih dia tidak dihukum?

Terlihat Rafael tengah berbicara serius dengan para anggota osis lainnya. Namun melihat kehadiran Elsa dan Caramel membuat mulutnya berhenti bicara. Mungkin mereka sedang rapat. Iya, memang mereka rapat. Tadi Elsa keluar karena gadis itu ingin pergi ke toilet. Melihat Caramel terlambat, membuat ia sangat senang karena gadis itu akan dihukum oleh ketua osis nya.

"Ada apa?"

Caramel hanya diam. Menatap malas anggota osis yang berada di situ.

"Dia terlambat." Jawab Elsa seraya melirik Caramel sinis.

Rafael menghembuskan nafasnya kasar, lalu beranjak dari duduknya. "Kita lanjutin nanti, kalian balik ke kelas dulu."

Semua anggota osis pun akhirnya keluar dari ruangan itu. Sebelum keluar, Elsa menatap Caramel penuh kemenangan. Entahlah, keduanya masih saling bermusuhan. Padahal, Caramel sempat bodoamat. Namun sifat Elsa yang yang seperti itu, membuat ia terbakar api.

"Lo gak punya dasi?"

"Kemana? Hilang?"

"Atau gak mampu beli?"

"Miskin lo?"

Caramel mengumpat dalam hati, bisa-bisanya Rafael mengatainya seperti itu. Nyatanya, ia punya dasi bahkan tiga. Hilang? Tidak. Dasi nya ketinggalan di kamarnya. Gak mampu beli? Oh tidak. Bahkan ia bisa memborong semuanya. Miskin? Oh ayolah Rafael! Papi chulo saja bisa membeli apa saja.

Terkadang ia berpikir, mengapa Tuhan memberikan pacar spesies seperti Rafael?. Hyaaa, Caramel sudah mengakui Rafael sebagai pacar. Dari kemarin-kemarin sih. Sayang, jika dirinya cantik-cantik gini di bilang jomblo. Ngenes bukan?

"Ketinggalan." Jawab Caramel singkat

"Ikut gue!"

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang