Bahagian 41. Penjelasan Anggi (2)
"Terus, ngapain lo ngunci Caramel di gudang?" Tanya Rafael.
Semua terdiam. Caramel juga baru mengingat, kejadian itu. Tapi, bagaimana Rafael bisa tahu kalau Anggi yang mengunci dirinya di gudang? Ia menatap Rafael penuh tanya. Sedangkan sang empunya hanya acuh karena menunggu jawaban dari Anggi.
"Ya, emang gue yang ngunci. Gue sempet marah sama Caramel, saat dia masih pacaran sama Regan. Tapi udah deket-deket sama kak Rafa. Apalagi, waktu itu gue hamil. Jadi gue terlalu emosi, atau bisa dibilang hormon."
"Maaf Mel.."
Caramel tersenyum lalu mengangguk. "Berarti, lo udah tau kalau kita pacaran saat itu?"
"Enggak, loh emang kalian pacaran pas Caramel masih sama Regan?"
Caramel melongo, "Ehh iya. Nih si Fael yang maksa gue!"
"Hilih, lo gak nyesel kan?"
Caramel menggaruk tengkuknya. Ia seketika gugup karena ditatap dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Itu, kenapa bisa?" Ujar Caramel menunjuk perut Anggi dengan dagunya. Anggi yang mengerti pun lantas membuka suaranya. Karena sedari tadi memang Anggi tak mengalihkan tangannya dari sang buah hati.
"Waktu itu, gue sama Regan ke club karena kakaknya Regan mabuk berat. Jadi, saat itu pas gue sama Regan. Regan gak ngebolehin gue ikut, tapi gue yang maksa. Sampai saat di club, sampai disana Regan haus. Dia pesen air putih malah dikasih wine. Akhirnya dia mabuk berat, terus dia nyeret gue ke kamar. Gue gak tau harus apa... Gue udah memberontak tapi gak bisa. Akhirnya, Regan ngelakuin itu."
"Beberapa Minggu kemudian, gue mual-mual. Gue juga ngerasain gejala-gejala orang hamil."
"Lo inget gak? Pas gue mual-mual waktu pelajaran nya Bu Reva?"
Caramel mengangguk cepat, ia ingat ketika Anggi seperti mual-mual saat pelajaran Bu Reva berlangsung.
"Anggi hancur banget, saat semua orang tau kalau dia hamil."
Caramel yang mendengar merasa tersentuh, walaupun ada rasa sedikit kecewa dalam lubuk hatinya. Seharusnya dia ada disaat Anggi membutuhkan dirinya. Sebagai sahabat yang baik, sepatutnya ia memberikan kekuatan atau menghiburnya. Pantas saja jika Regan mabuk berat dan tak sadar. Regan itu bukan cowok yang suka minum-minuman keras. Mungkin itu efeknya,
"Lo yang sabar."
Anggi mengangguk lalu tersenyum menanggapi Rafael.
"Katanya lo udah gak sekolah?"
"Anggi sekolah, tapi dia homeschooling."
Rafael dan Caramel manggut-manggut. Mungkin itu lebih baik.
"Mel, gue minta maaf ya?" Suara Anggi sedikit bergetar seraya menundukkan kepalanya.
"Udah lah, semua udah selesai. Gue minta maaf juga, karena udah nuduh yang nggak-nggak sama lo."
Anggi beranjak, lalu memeluk Caramel erat seolah tak bertemu bertahun-tahun. Sedangkan Caramel pun membalasnya, lalu setelah itu Anggi kembali ke duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My killer ketos (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction(Tamat) "Gue sumpahin lo nggak punya pacar!" "Siapa bilang, mulai hari ini lo jadi pacar gue. Nggak ada penolakan!" Bagaimana perasaanmu jika kamu diperlakukan seperti itu oleh ketua osis di sekolah mu? Caramel sangat heran kepada cowok itu, mengap...