51. Alasan Rafael

37.1K 3.7K 206
                                    

Selamat membaca kaliannn, jangan lupa vote nya biar aku tau seberapa yang suka cerita ini. Maaf, bila ada kalimat yang kurang tepat atau tanda baca.🤗
<3



Lima hari sudah berlalu, besok Senin kelas XII akan melaksanakan ujian. Kurang sebulan lagi mereka akan lulus, dan kelas XI akan naik ke kelas XII. Seangkatan dengan Caramel tentunya.

Caramel menghela nafas, sudah lima hari juga ia dan Rafael saling diam juga hubungan nya yang masih renggang. Bahkan ia sering melihat Rafael mengantarkan Devina pulang. Meskipun ia juga sering bertemu dengan Rafael di rumah, ia pun enggan untuk berbicara dengan nya. Toh Rafael juga tak berniat mengajak nya bicara.

Saat ini ia berada di rumah Anggi. Kedua orang tua Anggi bertugas ke luar kota, untungnya ada para pelayan dan Regan disini yang setia menjaga Anggi di usia hamil ini yang perutnya sudah membesar.

"Parah banget kak Rafa membuang berlian demi sampah." Anggi geleng-geleng kepala seraya memasukkan kripik singkong ke mulutnya ketika mendengar cerita Caramel.

"Nah loh, masih kalah jauh." Sahut Regan diiringi musik yang lagi trend trend nya.

"Maksudnya kamu muji Caramel cantik?"

"Ya nggak git—"

"Tau ah aku ngambek!"

Bibir Regan berkomat-kamit menjelaskan apa yang baru saja ia katakan. Anggi tak memperdulikan nya, gadis itu memakan pudding coklat dengan rakus hingga belepotan di sekitar mulutnya.

Caramel mendengus, "Heh gue kesini mau curhat ke kalian, kok jadi gue yang denger kalian berantem."

Anggi dan Regan pun berhenti lalu menatap Caramel tanpa dosa. "Yaudah yaudah, maaf deh." Ucap Anggi.

Caramel mengangguk lalu menopang dagunya. "Gue mau putusin dia, tapi gue nunggu waktu yang tepat aja."

Anggi mendekati Caramel, memegang pundak gadis itu. "Lo yakin Mel?" Tanya nya.

Caramel menatap kosong depan. "Yakin, buat apa gue pertahanin dia kalau dia aja nggak punya rasa apapun sama gue. Rugi dong gue." Jawab Caramel diakhiri dengan kekehannya untuk mencairkan suasana yang canggung.

"Eh tapi Mel, kata lo Devina kan yang nyuruh Rafael jalan sama dia. Terus dia juga buat perjanjian sama Rafael." Ucap Regan.

Dahi Caramel berkerut. "Perjanjian?"

Regan mengangguk cepat. "Kata amin, pas dia di perpustakaan dia dengerin obrolan Rafael dan Devina."

"Gimana?" Tanya Anggi yang mulai kepo, begitupun juga dengan Caramel.

"Katanya sih, Rafael kesel gegara dia diganggu sama Devina terus apalagi soal postingan waktu Devina sama Rafael pelukan. Gue juga denger cerita dari Anggi setiap lo curhat sama dia kalau lo liat Rafael sering jalan sama Devina kan? Nah sebelum itu Devina nawarin Rafael selama dia minta waktu Rafael, Rafael harus mau sampai setelah ujian dan Devina gak akan ganggu hubungan kalian berdua lagi.  Habis itu Amin gak denger apa-apa lagi.

Lo lihat gak waktu Devina kerja di cafe bunga waktu itu? Gue lihat dia disana. Mungkin waktu di toilet Devina nawarin lagi tuh perjanjian nya, dan gue rasa Rafael setuju soalnya lo inget gak dia gelagapan gitu pas lo tanya."

Caramel terdiam mendengar perkataan Regan. Ia masih sangat bimbang, di satu sisi ia masih cinta dengan Rafael namun disisi lain ia juga masih kecewa dengan Rafael. Apalagi kejadian di taman waktu itu. Ia tahu betul jika Devina pura-pura pingsan ketika Rafael datang.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang