24. Bersama Rafael

37.7K 3.9K 119
                                    

24. Bersama Rafael





Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Caramel dengan cepat mengayunkan kakinya menuju parkiran. Ia sudah berbicara dengan Anggi, ia berbohong dengan gadis itu bahwa dirinya dijemput sang mama. Nyatanya, ia nebeng dengan Rafael.

Sebelum ada yang melihatnya dengan Rafael, ia cepat-cepat berada di motor pria itu. Terlihat dari arah depan, terdapat Rafael dan teman-temannya.

"Tuh raf, udah ditunggu bebeb."

Suara Satria terdengar, ketika ia melihat Caramel bersandar di motor Rafael.

"Fael, cepet!"

"Ayo."

Rafael menaiki motornya, diikuti oleh Caramel yang berada di jok belakang. "Gue duluan." Ucapnya kepada keempat pria itu.

Satria dan Daniel mengambil motornya. Kali ini Satria yang bawa motor, Daniel yang mengisi bensin. Sedangkan David, pria itu tengah menggandeng tangan Shafa. Dan menuntunnya masuk ke dalam mobil nya. Setelah itu, mereka bertiga pun pulang menuju rumahnya sendiri-sendiri.

Sebelum Gema memasuki mobilnya, ia tak sengaja menangkap seorang gadis yang tengah duduk di bangku. Gema menghampirinya, "Lo kenapa Dev?"

Devina mendongak, "Gapapa."

Gema mengangguk, "Lo belum dijemput?" Tanya pria itu, mengingat Devina sendirian disini. Setaunya, Devina itu tak mempunyai teman dekat. Bisa dilihat saat dikelas, gadis itu setiap harinya hanya membaca buku.

"Humm.. belum."

Sebenarnya, ia menunggu Rafael. Ingin nebeng, karena ia sudah bilang dengan ayahnya tak perlu menjemput dirinya. Hitung-hitung, ini adalah pendekatan ia dengan Rafael.

Dirinya tadi mengikuti Rafael dan teman-temannya dari belakang. Namun melihat Caramel berboncengan dengan Rafael, membuat ia mengurungkan niatnya.

"Yaudah, bareng gue aja."

Devina mendongakkan kepalanya lagi, manik mata milik pria itu. Lama terdiam, lalu akhirnya Gema yang membuka suaranya. "Kalau gak mau gapapa."

Namun Devina mencekal pergelangan tangan Gema, "Aku mau kok.."

Daripada dirinya jalan kaki, lebih baik ia menerima tawaran Gema. Bukan karena ia murahan, tapi memang dirinya juga harus membagi waktu. Sore ini ia harus ke kafe, untuk melaksanakan pekerjaannya.

Gema menuntun gadis itu menuju mobilnya dan membuka kan pintu untuknya. Setelah itu, Gema pun juga memasuki mobilnya.

Sebelum ia menyalakan mesin nya, pria itu merogoh dasbor mobil mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan dengan korek api. Mungkin pria itu mematikan AC mobilnya dan membuka kaca mobilnya.

"Ummm, bisa kamu matiin rokoknya. Aku gak suka bau rokok." Ucap nya tak enak, karena mengatur Gema.

Mendengar itu, Gema menghela nafas berat. "Oke." Mematikan rokoknya lalu membuang nya.

Setelah itu, Gema melajukan mobilnya.

Sedangkan ditempat lain, Rafael mengendarai motornya dengan santai. Namun kupingnya agak memanas, pasalnya gadis di belakangnya itu mengoceh sedari tadi.

My killer ketos (Sudah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang