CHAPTER 2

1.1K 255 15
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Ting tong

" Saburo buka pintunya..." Teriak Jiro dari dapur.

Saburo menutup sebelah kupingnya menggunakan tangan. Dengan malas remaja berumur 14 tahun itu beranjak.

" Tidak perlu berteriak! Tidak perlu kau suruhpun aku tau."

Begitu pintu terbuka. Seseorang pria berseragam lengkap berada di depannya. " Pizza delivery." Ujar pria tersebut dengan ramah.

Kedua alis Saburo terangkat. Ia tidak ingat kakak-kakaknya mengatakan apapun tentang pesanan makanan.

" Maaf sepertinya anda salah alamat."

Pria itu mengecek surat pesanan guna memastikan. " Maaf tapi apa ini kediaman Yamada?"

"Benar."

"Pesanan ini tertuju untuk kediaman Yamada."

Merasa tidak biasa dengan percakapan yang terjadi tanpa mempersilahkan tamu masuk, Jiro berinisiatif menyusul adiknya yang ternyata masih berdiri di ambang pintu. "Siapa Saburo? Kau lama sekali."

Saburo menengok, tepat ke arah Jiro yang berdiri dibelakangnya. " kau pesan pizza?"

" Tidak."

Pria itu menyodorkan 3 kotak pizza berukuran jumbo pada Saburo.
" Ah maaf dik, ini pesanannya, untuk pembayaran sudah kami terima. Terimakasih. Saya permisi dulu."

Jiro menatap kepergian pengantar pizza tersebut sebelum akhirnya beralih pada Saburo." Kau pesan pizza? Tumben."

" Kalau aku yang pesan, untuk apa barusan aku bertanya padamu bodoh." Sahutnya sarkas.

" Eh? Apakah ini prank?" Tanya Jiro. Saburo menggedikkan bahu.

" Jiro, Saburo, kalian sedang apa di depan pintu?"

" Nii-chan memesan pizza?"

Alis Ichiro terangkat tinggi-tinggi.
" Tidak. Daripada itu jangan hanya berdiri di sana. Cepat masuk!"

Ting tong ting tong..

Baru saja pintu tertutup, atensi mereka kembali teralihkan ke sana. Saling melirik satu sama lain namun tak kunjung dapat memberi jawaban.

" Ah mungkin memang salah alamat, biar nii-chan yang buka. Kalian kembali ke ruang makan saja." Ujar Ichiro mengambil 3 kotak makanan cepat saji itu dari tangan Saburo. Jiro dan Saburo menurut. Menyerahkan sisanya pada kakak mereka.

Lengan itu bergerak memutar gagang pintu.

" Yo Ichiro." Sapa seorang pria dihadapannya.

Ichiro tak dapat menutupi keterkejutannya. Ia melangkah mundur siap menutup pintu sebelum akhirnya dapat dicegah oleh pria tersebut. " Sebaiknya jangan menimbulkan keributan bukan?"

" Ada urusan apa kau datang ke sini pak tua?" Tanya Ichiro.

Sebuah senyum miring tercetak pada paras pria tersebut. " Aku sudah menyampaikannya lewat Email kemarin."

Ichiro menghela nafas, melirik kebelakang memastikan bahwa adik-adik nya berada jauh dari jangkauan mereka. Ia menutup pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara berlebih.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang