CHAPTER 31

874 179 46
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Sore itu tak disangka bahwa Gentaro mendapat panggilan dari [Name], padahal biasanya anak itu lebih suka mengirim pesan daripada harus menelpon seseorang yang belum tentu memiliki waktu luang untuk di ganggu, sedangkan menurut [Name], pesan itu bisa dibaca dan dibalas kapan saja sehingga tak terlalu menganggu waktu seseorang. Itupun jarang [Name] lakukan.

Dan tanpa disangka-sangka panggilan  itu malah datang pada Gentaro, ada rasa senang yang muncul bersamaan dengan rasa penasaran hingga dengan cepat Gentaro menjawabnya. Namun saat tersambung  yang dia dengar lebih dominan suara orang lain yang terdengar tidak bersahabat serta kalimat-kalimat penolakan yang keluar dari mulut [Name]. Saat Gentaro tanya pun [Name] tak menjawab hingga panggilan terputus dan dia harus mencari taunya sendiri.

Begitu pintu utama rumah terbuka, Gentaro langsung menarik Dice yang baru saja menginjakkan kaki di genka, Gentaro menutup mulut pemuda berumur 18 tahun itu agar tidak terlalu banyak bertanya sehingga berita ini sampai ke kuping Ramuda yang sedang dalam kondisi kurang baik.

Dan akhirnya mereka sampai di sini, tempat hiburan orang-orang dengan berbagai kalangan hingga usia, tempat dimana orang-orang bebas bernyanyi bersama kawan ataupun keluarganya. Dan tempat yang Gentaro dengar akan dituju oleh orang-orang dari seberang telepon [Name].

Gentaro dan Dice mengintip satu bersatu dari kaca kecil ruangan dan berhenti kala yakin bahwa inilah ruangannya begitu mendengar gujarat kebencian menjadi sebuah lirik yang mengiri instrumen. Mereka membuka pintu karaoke. Ruangan ini berisi 6 orang remaja dengan 3 perempuan dan 3 laki-laki, salah satu dari mereka tampak berlumuran darah.

" Hei siapa kalian?"

" Ini tempat kami, pergi! Apa-apaan kalian seenaknya saja masuk ke sini."

" Apa yang kau lihat brengsek!!!"

" Bajingan sialan, cepat keluar!"

Gentaro menurunkan pandangan pada lantai, dugaannya bukan lagi dugaan saat dia menemukan novel series pertama yang dia tulis dan dasi pita ciri khas sekolah Dice tergeletak di lantai beserta peralatan tulis, buku, kotak bekal, dan lagi botol obat yang terbuka, membuatkan pil-pil yang sangat Gentaro kenal berserakan dilantai dengan bekas-bekas tapak kaki. Mereka berdua terlambat.

Gentaro berjongkok, tangannya bergerak merapihkan barang-barang [Name] dengan gemetar menahan emosi. Berbanding terbalik dengan
Dice yang sudah mencengkram salah satu laki-laki di sana, membuat para gadis melangkah mundur namun Gentaro sudah lebih dulu menghalangi akses keluar masuk dengan senyum ramah dibuat-buat. Pandangan Gentaro tertuju pada barang yang lebih familiar di tangan gadis-gadis itu.

" Kembalikan ponselnya!" Pinta Gentaro mengulurkan tangan.

" APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADANYA?! DIMANA [NAME]?!"

" Ohahaha jadi kalian kenalannya, apa dia mengadu? Haha.. JALANG GILAMU ITU SUDAH PERGI SIALAN."

Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Dice selain tinju, yang membuat lawannya terpental menghantam tembok.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang