CHAPTER 51

611 100 28
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD

STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Udara Osaka hari ini benar-benar dingin walau tidak turun hujan salju. Saburo mengeratkan syal, membenamkan wajahnya pada rajutan kain tebal berwarna saffron yang diberikan kakak perempuannya tadi pagi. Harum, khas pakaian kakak perempuannya, wangi aqua.

Saburo terus memacu langkah di aspal yang licin dengan pandangan lurus ke depan dan earphone menyumpal telinga. Tidak berminat mendengar keluh kesah tentang persiapan ujian masuk SMA, maupun tentang masa depan dari sekelompok remaja seumuran yang berlalu lalang di sepanjang perjalanan pulang setelah ujian berakhir.

Bukan berarti Saburo iri karena tidak memiliki teman untuk membahas hal-hal seperti itu, jujur dia tidak terlalu tertarik pada pertemanan walaupun dia memang menginginkannya, dengan berjalan seorang diri seperti ini dia merasa nyaman saja. Dia tidak perlu mengeluarkan tenaga berlebih, apalagi jika tidak benar-benar tak akrab, bersikap so akrab itu melelahkan.

Walau berpindah sekolah, tentu saja Saburo tetap dikenal. Namun lagi-lagi ia hanya menghindari seperti yang lalu-lalu, tidak membuat ikatan yang spesial, namun tetap menghargai mereka yang juga menghargainya, yang tidak membahas hal yang ditanyakan orang-orang diluar sana tentang keadaan yang menimpa keluarganya.

Saburo benci untuk dikasihani walau ia menjadi public figure yang tenggelam nanti, karena ia hendak membangun figure baru sebagai seorang jenius dan dikenal karena hasil temuannya yang akan berguna bagi masyarakat. Ya, seperti ayah dan kakak perempuannya.

Asap mengepul dari penjual bakpau daging di seberang jalan mengalihkan perhatian, terutama pada orang yang berdiri di depan toko itu.

Orang itu, Jiro Yamada- kakaknya, pasti sedang menunggunya, karena jam pulang sekolah laki-laki itu sudah lewat beberapa jam yang lalu. Jiro mengangkat sebelah tangan, menunjuk kuping dan lampu lalu lintas ketika pandangan mereka bertemu.

Tak perlu banyak berpikir untuk mengerti maksud dari laki-laki itu, Saburo langsung menghampirinya, melepas earphone yang menyumpal lubang telinga, dan mereka berjalan berdampingan meneruskan perjalanan pulang.

"Kau menungguku?" Tanya Saburo dengan kedua alis terangkat tinggi-tinggi.

Jiro mengangkat bahunya, menyodorkan bakpau panas pada Saburo dan segera diambil olehnya. " Bagaimana persiapan ujianmu?"

Saburo menangkupnya dengan kedua tangan, bakpau itu dapat menghangatkan tangannya yang mulai kaku, "Aku pasti masuk SMA terbaik."

Suara tawa Jiro menjadi respon pertama dari ucapan Saburo, "Tentu saja, kau kan Saburo Yamada."

Ujung bibir Saburo terangkat, menyungging sebuah senyum bangga.

Walau kadang menyebalkan dengan sikap bodohnya, Jiro tetaplah kakak yang baik dan selalu berusaha untuk ada untuk Saburo.

°°°°°

" Tadaima~~ "

Saburo membuka pintu utama, udara hangat langsung menerpa tubuhnya, mengusir dingin di luar sana secara perlahan saat ia semakin masuk ke dalam diikuti Jiro di belakangnya.

Sebetulnya Saburo berharap lebih saat pulang ke rumah, sepanjang perjalanan dia ingin cepat-cepat pulang, menanti ada yang akan terjadi dirumah walau berusaha menepis harapan tinggi. Mau bagaimanapun, hari ini adalah hari ulang tahunnya, dia tidak mungkin lupa, malah menantikannya karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena kakak perempuannya, juga ayah mereka. Saburo tau itu keinginan yang ke kanak-kanakan diumurnya yang semakin menginjak puncak remaja.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang