CHAPTER 21

1K 235 89
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Jiro menurunkan [Name], membiarkan gadis itu duduk di soffa ruang keluarga, Saburo yang mendengar pintu utama terbuka langsung turun ke bawah dengan semangat, karena moodnya sedang baik.

Namun dia harus menelan mentah-mentah rasa senang itu yang berubah menjadi khawatir begitu melihat penampilan kedua saudaranya yang di penuhi luka.

Saat Jiro hendak beranjak, [Name] menahan tangan baju Jiro,

" Tenanglah kita sudah di rumah." Ujar Jiro melepaskan tangan [Name] untuk mengambil kotak P3K.

Saburo menatap bolak baik Jiro dan [Name].

" Apa yang terjadi Amayado-san?" Tanya Saburo begitu melihat tampilan kakak perempuannya berantakan dan kotor, pipi [Name] merah seperti bekas tamparan dan ujung bibirnya pun robek.

' Apa dia habis.. bertarung?'

[Name] menghembuskan nafas perlahan, mengusap wajahnya dan mengulas senyum kecil dengan susah payah. " Ahh bukan apa-apa, Saburo-san."

Saburo berjongkok di depan [Name] dengan raut khawatir. Itu membuat [Name] tersentuh, pertama kalinya ia melihat Saburo sekhawatir ini.
" Kau tampak babak belur."

Namun dia tidak bisa mengatakan lebih dan membuat adiknya semakin khawatir bukan, walau tak diakui, [Name] tetaplah seorang kakak, dan seorang kakak tidak baik jika harus mengeluh di depan adiknya.

[Name] mengayunkan kakinya, menunjuk lututnya yang berdarah,
" Aku terjatuh, tersandung sesuatu."
[Name] tidak bohong, dia memang tersandung dan terjatuh bukan.

Alis Saburo berkerut, " Tapi kenapa terjatuh pipi Amayado-san juga ikut merah? Kelihatannya seperti sehabis ditampar."

" Jiro menampar mu?"

[Name] terbelalak, adiknya ini ternyata imut sekali, [Name] hendak menyentuh kepala Saburo jika saja tangannya saat ini tidaklah kotor. Jadi dia mengurungkan niatnya.

" Kurasa Jiro-san bukan tipe laki-laki yang main tangan pada perempuan."

Saburo membenarkan dalam hati, jikapun memang Jiro dia mau pura-pura tidak percaya. Kakak keduanya bukan orang keji, melihat babi menyebrang saat hujan saja dia akan memberinya payung.

[Name] tertawa kecil, membohongi Saburo memang tidaklah mudah.
" Aku pernah bilangkan kalau kulitku mudah memar? Aku terbentur sesuatu sebelum terjatuh. Menabrak tembok."

Kedua alis Saburo terangkat, dia tidak bodoh untuk percaya karena jelas-jelas itu adalah bekas tamparan, Karena kulit [Name] memang mudah memar sehingga bekas-bekas seperti itu sulit untuk memudar.

Dan jika memang luka-luka itu masih membekas di wajah kakak nya, berarti tamparan yang diterima tidak hanya sekali dua kali.

' Apa Amayado-san di bully?'

" Mau bermain catur dengan ku sekarang Saburo-san? Aku sudah janji malam ini bukan?"

Saburo menggeleng. " Ma-ma-mana bi-bisa kita bermain dengan keadaanmu sekarang."

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang