CHAPTER 5

1.1K 255 25
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••


Cahaya matahari menerobos masuk lewat jendela besar ruang tamu. Merasa terusik kedua kelopak mata beriris hetrochoma terbuka. Perbedaan langit-langit atas membuat [Name] sadar bahwa dirinya tidak berada di tempat biasa ia berada.

Semerbak wangi makanan memasuki penciuman. [Name] menyibak selimut yang masih menyelimuti, menapakkan kaki pada ubin parket yang menghantarkan rasa hangat saat diinjak.

Matanya tertuju pada pas yang tergeletak di meja. [Name] merogoh tas kecil yang hanya berisi ponsel, dompet serta botol kecil berisi obat-obatan itu.

Ia mengambil ponsel dari sana, menekan tombol power cukup lama rupanya tak dapat mengubah penampilan layar hitam menjadi bercahaya. [Name] lupa bahwa ponselnya rusak, dan rupanya ponsel cadangan yang diberikan ayahnya tertinggal di koper yang mungkin saja masih berada di hotel.

Gadis itu menghela nafas pasrah, ia menatap pintu ruang tamu dengan gelisah jika saudaranya muncul dari sana. Ia masih belum terbiasa dengan orang baru, apalagi mengingat kejadian tak mengenakan kemarin.

Pikiran [Name] menerawang, hingga matanya memberat, membuatnya kembali terpejam, namun bayang-bayang sekelompok orang membuat tubuhnya mendingin diiringi detak jantung yang kian menggila.

Kedua mata [Name] terbuka lebar berusaha mengatur nafas kembali.

" Kau sudah bangun?"

[Name] menoleh cepat. Sosok laki-laki jangkung yang diketahui sebagai kakak tertua berdiri masih dengan mengenakan celemek. [Name] langsung berdiri menyambut nya, membuat kepalanya terasa pusing.

" Selamat pagi Ichiro-san. Maaf kemarin aku tertidur begitu saja."

Ichiro mengangguk singkat.
" Bergabunglah sarapan dengan yang lain."

Dari sudut pandang Ichiro, ia melihat keraguan yang ditunjukkan [Name].

" Aku tidak ingin membiarkan orang lain kelaparan." Jawabnya sebelum akhirnya melangkah menuju dapur dengan [Name] yang mengikuti nya di belakang.

Saat memasuki dapur [Name] mendapat tatapan tak suka dari Jiro dan Saburo. Kedua anak itu langsung menghentikan acara makan mereka yang tinggal setengah, dan mereka cepat-cepat menghabiskannya dan membawanya ke tempat cuci piring serta langsung mengambil bekal masing-masing.

" Aku selesai, aku berangkat nii-chan." Ujar Jiro melewati mereka begitu saja.

Saburo mengambil tasnya, kemudian mengikuti Jiro. " Terimakasih makanannya, aku berangkat Ichi-nii."

" Kalian berdua hati-hati." Seru Ichiro kepada keduanya.

Ichiro melirik sekilas, dari sudut matanya ia tidak melihat banyak perubahan ekspresi dari gadis itu. Gadis itu hanya mengulas sebuah senyum kecil.

" Ayo duduk." Ajak Ichiro memecahkan suasana.

[Name] memandangi sup hangat di depannya yang nampak menggiurkan. Kepulan asapnya menerpa kulit pucat gadis tersebut.

Melihat adik barunya tak kunjung mengangkat sumpitnya membuat Ichiro bertanya-tanya.

" Apa itu tidak sesuai dengan seleramu?"

[Name] mendongak menatap Ichiro dengan mata sedikit melebar. " Ah bukan begitu Ichiro-san. Itu terlihat sangat lezat. Namun... Hanya saja, aku jarang makan bersama orang lain selain otou-san, ataupun memakan makanan rumahan yang dibuatkan orang lain."

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang