CHAPTER 22

1.1K 242 67
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••


Rasanya kepala [Name] ingin meledak saking sakitnya, ia tidak bisa tidur dengan benar semenjak mimpi itu datang. Semakin lama semakin jelas, setiap memejamkan mata mimpi itu akan berulang.

Berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa itu sangat melelahkan, tidak hanya pikiran, namun energinya juga ikut tersedot.

Ia sangat lelah saat ini, dan [Name] harus mendapatkan jawabannya agar bisa cepat-cepat tidur nyenyak.

[Name] kembali menunduk, mengayunkan ayunan di tengah malam seorang diri, mengisi suasana sepi dengan deritan rantai.

Sepertinya tempat ini akan menjadi tempat favoritnya.

[Name] melihat butiran pasir yang memasuki jari kakinya dengan sambik menahan perih di lututnya.
Namun ia kembali teringat ingatan itu.

Apa itu ingatannya saat kecil, jika benar, dimana dia saat itu, [Name] rasa tempat itu tak asing, namun dia tidak tau tempat apa itu, tempat itu seperti laboratorium pada umumnya.

Dan siapa orang-orang yang ia panggil kakak. Mengapa dan mengapa mereka bisa berada di sana. Mengapa [Name] bisa berada di sana saat masih memiliki orang tua dan saudara, saat kecil dia bukan anak bernasib malang yang bisa terjeblos dalam uji coba manusia, hanya kemungkinan dia diculik yang paling masuk akal.

[Name] terkekeh dengan pikirannya sendiri.

" Bukankah mereka sangat mirip dengan senpai, Ramuda-san dan Gentaro-san." Gumamnya.


[Name] menggeleng, anak-anak yang Four atau dia panggil nii-chan itu pasti memang mereka.

Feeling nya mengatakan itu memang mereka, kepingan memori menjadi dukungan bukti.

Terutama saat [Name] mengingat kata-kata aneh yang ketiga orang itu katakan saat pertama kali bertemu.

Mereka bilang, adik mereka menghilang bukan.

Dan [Name] tidak bodoh untuk menganggap itu hanya sebuah candaan.

Jiro dan Saburo bersembunyi di balik pohon di taman dekat rumah mereka, sembari memperhatikan apa yang dilakukan [Name] dari kejauhan.

[Name] yang diam-diam pergi keluar membuat mereka curiga, mengingat apa yang terjadi dua hari lalu membuat Jiro dan Saburo khawatir.

Bagaimana jika para pembully itu ingin membalas dendam dan berbuat [Name] yang aneh-aneh. Jiro dan Saburo maupun kakak tertua mereka bisa terkena masalah besar, terutama oleh pria yang memiliki ikatan darah resmi dengan mereka berempat.

Pria berbadan kekar dengan jenggot dan potongan rambut jadul itu bisa menyalahkan mereka.

Namun yang paling tidak diinginkan untuk tipe orang bergangguan mental. Jiro dan Saburo masih belum bisa mempercayai [Name] sepenuhnya untuk tidak melakukan hal 'itu'.

Seseorang memasuki kawasan taman dan berjalan kearah [Name].

" Bukannya itu senpai kalian?" Tanya Saburo, Jiro mengerutkan alis, menarik Saburo untuk mencari posisi yang lebih strategi.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang