CHAPTER 8

1K 242 57
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

[Name] berjalan di belakang Jiro, mengikuti setiap langkah kaki saudaranya, hingga mereka berhenti di sebuah halte bus.

"Hei."

[Name] mendongak menatap Jiro, sedikit senang karena Jiro mengajaknya berbicara.
" Iya Jiro-san?"

Tatapan Jiro menajam padanya.
" Jangan sampai ada yang tau kita saudara."

" Maksudmu?"

Jiro menggaruk kupingnya yang tidak gatal. " Di sekolah nanti jangan bertingkah kau mengenali ku, mengerti?"

Sekilas raut [Name] nampak kecewa namun segera ia tutupi." Tapi kenapa?"

" Kau pikir karena apa?" Jiro balik bertanya.

Kedatangan bus membuat mereka menghentikan pembicaraan tersebut.
Jiro memasuki bus lebih dulu membiarkan [Name] tersela oleh beberapa pekerja.

Jiro mengangkat tasnya membiarkan [Name] duduk, kemudian menyumpal sebelah kuping menggunakan earphone.

" Dan cepatlah menghafal jalan, aku tidak bisa terus pulang pergi bersama mu."

[Name] mengangguk, memainkan jemari yang terpaut.

Masih terlalu cepat untuk diterima rupanya, [Name] kembali mengulas senyum kecil menyembunyikan perasaannya.

°°°°°

[Name] berbinar menatap bangunan besar yang berfungsi sebagai tempat ajar mengajar itu.

Selama ini dia selalu berada di rumah, di sebuah perumahan terpencil di ujung kota yang sepi penduduk. Dia telah hidup di sana kurang lebih dari 5 tahun lalu, sedangkan 2 tahun sebelumnya ia habiskan di rumah sakit yang sama sepi seperti rumahnya di Osaka.

Rumah tempatnya seolah di isolasi.

Dan ia tidak pernah tau alasan mengapa ia harus berada di sana selama itu selain alasan bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan yang di timbulkan oleh hal yang tak dia ingat sedikitpun.

Ayahnya selalu berkata bahwa ia mengalami kecelakaan yang membuat ingatan masa kecilnya hilang, dan hal itu harus [Name] abaikan untuk kebaikannya sendiri.

Itu merupakan hal terakhir yang ia tanyakan pada ayahnya tentang dirinya.

Dan sampai saat ini [Name] hanya mengikuti perkataan Rei, tak berani untuk bertanya lebih lanjut mengapa ia harus terus berada dalam lingkungan yang terisolasi.

Namun [Name] dapat menyimpulkan itu karena dirinya merupakan orang hilang ingatan yang sakit jiwa. [Name] tak ingat apa yang membuat nya seperti ini, dan apa saja yang akan membuatnya terpicu untuk kambuh. [Name] sadar, selama ini hidup dengan menyusahkan orang lain. Jadi [Name] tak ingin lebih menyusahkan orang lain dengan ke-egoisannya.

Hingga setahun yang lalu ayahnya bercerita bahwa ia memiliki kakak dan adik, dan Rei berkata agar ia harus tetap menjadi anak baik untuk dapat menemui mereka.

Tapi dari cara ayahnya bercerita [Name] cukup waras untuk mengetahui bahwa hubungan ayahnya dengan anak-anaknya yang lain tidaklah baik. Tepat hari itu, [Name] telah menetapkan keinginannya yang paling penting dalam hidup.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang