CHAPTER 34

839 167 56
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••


Bell apartemen berbunyi membuat fokus Gentaro teralihkan. Gentaro meletakkan pulpen tinta yang sejatinya terus dia pegang sejak malam mengejar deadline. Gentaro melepas kacamatanya menaruhnya bersama tumpukan kertas hitam putih, dia memijat pangkal hidungnya begitu penglihatan kabur begitu lepas dari kacamata. Laki-laki itu mendesah kala rasa pegal menyerang pundak hingga punggung membuat rasa tidaknya nyaman saat berdiri, mengeratkan selimut baju yang di desain menjadi cardigan kimono oleh si pink.

Kepala pintarnya menerka-nerka siapa yang datang di pagi menjelang siang seperti ini, karena itu tidak mungkin Dice maupun Ramuda walau mereka saat ini sedang pergi keluar. Untuk apa kedua orang itu memencet bell di tempat mereka sendiri.

Jemari lentik milik sang pemuda menekan tombol penghubung kamera depan, namun melihat siapa yang bertamu Gentaro sedikit terkejut. Gentaro segera membukakan pintu untuk kedua orang itu.

"[Name]-chan?" Pandangan Gentaro bergulir memandang seseorang di yang berdiri di belakang [Name].
" Dan Yamada bungsu."

Merasa angin dingin berhembus di tengkuk membuat Gentaro sedikit bergidik. " Ahhh ayo masuk dulu." Ajaknya ramah.

[Name] menyodorkan paper bag pada Gentaro yang kini telah berpindah tangan. " Omiyage."

" Araa~ kau ini, pakai bawa yang merepotkan."

[Name] memasang sebuah senyum cukup lebar. Saburo yang berada di disampingnya hanya bisa maklum.

" Permisi... Dai-nii dan Ramuda nii-chan kemana Gen-nii?"

Gentaro menuntun [Name] dan Saburo menuju ruang tamu.

Saburopun mengikuti mereka saja, dia tidak tau bahwa dia akan di ajak ke rumah orang ini setelah berbelanja.

" Mereka sedang pergi ke supermarket. Duduklah di mana saja."

" Maaf aku datang tanpa bilang-bilang Gen-nii..", ujar [Name] pada Gentaro yang sejak tadi memandangnya dengan raut sayu. Laki-laki itu menggeleng perlahan, dan tersenyum kecil. Diam-diam Saburo berdecak kagum dengan setiap gerakan anggun sekaligus berwibawa yang dilakukan laki-laki dihadapannya.

" E eum. Datanglah kapan saja, tunggu, kalian ingin minum apa? Di luar pasti dingin."

" Tidak perlu repot-repot Gen-nii,"

Saburo mengangguk.

" Sebentar ya."

Sepeninggalan Gentaro fokus [Name] beralih, menjelajah pada dekorasi ruangan, melihat setiap sudut ruangan yang ternyata rapih dengan berbagai macam dekorasi. Pasti Ramuda nii-chan yang mendekornya pikir [Name] kala melihat furniture warna-warni yang [Name] yakin tidak sesuai dengan style Dice maupun Gentaro yang lebih cuek dan monoton.

Pandangan [Name] dan Saburo fokus pada foto kelulusan yang terpajang di bupet. Tiga figure laki-laki dengan gakuran berbeda memegang bunga kelulusan.

Gentaro tampak calm seperti biasa walau penampilannya agak terlihat agak berbeda dari saat ini, kuping laki-laki ternyata memiliki tindikan di kuping kanan. Sepertinya nii-sannya juga memiliki tindikan di kedua kuping jika [Name] tak salah lihat. Ramuda juga tampak ceria, tidak banyak perubahan yang dia lihat, sedangkan dia tidak tau apa yang membuat senpainya itu cemberut.

Melihat itu rasanya cukup menghibur untuk [Name], setidaknya dia bisa menilai bahwa orang-orang yang dia sayangi hidup dengan layak selama ini.

Dia jadi lebih tenang.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang