Atarashi Hito✓

CHAPTER 16

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono
•
•
Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••
•

Samatoki menyesap asap rokok dengan perlahan, menikmati setiap rasa yang menguar ke dalam mulut dan menyebar ke seluruh tubuh itu sembari memandangi laut yang dinaungi langit biru cerah Yokohama.

Samatoki berbalik, bersandar pada railing besi pembatas. Sebelum akhirnya berjalan mendekati Ichiro yang masih berkutat dengan file yang ia kirim.

" Kau sudah puas hanya dengan memplototi tulisan-tulisan itu?" Tanyanya pada anak yang lebih muda 5 tahun.

Mendengar keluhan itu Ichiro memasukkan ponsel ke kantung celana cargonya, kemudian meremas kaleng cola yang telah kosong dan melemparkannya ke tong sampah.

" Ayo pergi."

Langkah mereka terhenti di depan bangunan yang telah lama ditinggalkan di pinggir kota Yokohama.

Bangunan tingkat 2 itu terbilang lumayan besar dengan tembok tinggi sebagai pagar. Untuk bangunan yang sudah 7 tahun tidak ditinggali bangunan itu masih terlihat kokoh, walau cat yang semula berwarna crem telah agak kusam.

Plang yang menyatakan bahwa ini merupakan panti asuhan memudar.

Seharusnya mengalih fungsi bukan pilihan buruk, karena menurut Ichiro bangunan ini cukup layak.

" Mengapa bangunan ini tidak dialih fungsikan?" Tanya Ichiro pada Samatoki yang lebih mengerti karena ini adalah kotanya.

" Bangunan ini milik swasta, walau bangkrut bukan berarti mereka akan menjual semuanya." Ujar Samatoki menginjak batang rokok yang ke tiga di hari ini.

Ichiro menatap jauh gedung di depan, pada zamannya gedung ini berfungsi sebagai panti asuhan yang menampung cukup banyak anak di pinggir kota.

Menurut catatan publik panti asuhan ini sudah berjalan selama 12 tahun, dan tidak pernah kekurangan donasi.

Namun entah mengapa tiba-tiba para panti asuhan ini berhenti beroperasi karena di duga bangkrut. Itu terjadi tidak berselang lama dari waktu dimana kasus [Name] muncul di muka publik.

Jika dilihat latar belakang nya memang tidak ada yang aneh, [Name] sudah keluar dari sana sekitar 2 tahun sebelum penutupan panti asuhan, jadi sebenarnya tidak ada alasan logis yang bisa Ichiro jelaskan mengapa ia harus berada di sini selain mengikuti instingnya, beruntung Samatoki setuju dengan itu.

Ichiro memegang rantai yang melilit akses masuk. Samatoki menepuk bahu Ichiro.

" Ikuti aku." Ujarnya berjalan mendahului.

Sebuah lubang lumayan besar tertutup pagar dari tumbuhan Samatoki sibak, ia masuk lewat situ diikuti Ichiro.

" Bagaimana kau tau?" Tanya Ichiro.

" Anak buahku yang membuatnya." Jawab Samatoki enteng.

Begitu sampai di dalam mereka menyelusuri setiap detail dan ruangan demi ruangan bangunan. Untung mereka datang di siang hari sehingga pencahayaan alami membantu mereka.

Dan untuk Ichiro pemandangan seperti ini tidak terlalu asing. Aula, kamar tidur, area bermain, ruang makan, ruang belajar dan lain-lainnya, ia pernah berada di tempat seperti ini, dan pemandangan saat itu tidak ada yang spesial baginya.

" Samatoki-san." Panggil Ichiro tiba-tiba.

Yang dipanggil menoleh, " hm?"

" Kenapa kau mau membantuku?"