CHAPTER 3

1.1K 254 11
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Ichiro menunggu dengan resah. Ia  tidak bisa tidur semalam karena apa yang diucapkan Rei terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Pikirannya terlalu sibuk menerka  memori apa yang ia benci hingga bisa dijadikan sebuah hadiah. Namun rupanya terlalu banyak memori buruk yang membekas hingga ia tak dapat menerka dengan pasti.

Ichiro memijat dahinya, kepalanya terasa berdenyut begitupula dengan perasaannya yang kian bertambah waktu kian bercampur aduk. Perutnya benar-benar tidak baik sejak tadi.

Suara bel terdengar, sedikit melompat dari soffa Ichiro tergesa menuju pintu, dan yang ia temukan adalah orang yang semalam bersamanya itu berdiri angkuh di depan rumah mereka.

" Kau benar-benar datang rupanya."

Rei melepas kacamata hitam yang menjadi aksesoris wajib kemanapun ia pergi. Kedua iris hetrochoma antara merah dan abu pudar kini nampak dengan jelas.

" kau tak seharusnya membawa orang lain."

Mengabaikan perkataan Ichiro, Rei lebih tertarik untuk melihat gadis yang sedari tadi hanya diam sambil menunduk layaknya mencari pemandangan bagus di antara sepatu yang ia kenakan.

Tepukan lembut yang diberikan Rei  membuat gadis itu tersentak.

" Kenapa menunduk, beri salam padanya."

" Kaus kaki ku beda sebelah otou-san." Bisiknya. Kemudian ekspresi gadis itu tampak gelisah begitu bertemu pandang pada laki-laki di depannya.
" Aku harus memanggil nya apa."

" S.. selamat sore Yam.. Ichiro-san."

Ichiro sedikit penasaran pada wajah dibalik masker yang gadis itu kenakan. Sekilas ia melihat warna mata yang terasa begitu familiar dibalik poni panjangnya.

" Tidak baik membiarkan tamu terlalu lama berada diluar. Permisi..."
Rei menerobos masuk sambil menggandeng tangan putrinya yang nampak tak nyaman dengan tatapan Ichiro.

"Ah sial." Dengan kasar Ichiro menutup pintu, dan menyusul langkah kedua orang di depan nya.

" Jangan sentuh apapun!" Tegur sang tuan rumah kala memperhatikan Rei yang menyentuh serta mengangkat koleksi+koleksi mereka yang berharga dengan sembarangan.

Mata Ichiro terbelalak saat tiba-tiba salah satu figuran terlepas dari tangan Rei. Dan dengan santai nya Rei berkata. " Upss tanganku berkeringat."

Ichiro berlari hendak menyelamatkan figur milik Jiro yang lupa ia kembalikan ke kamarnya setelah dimodifikasi." TIDAKK."

Satu langkah hendak tergapai, figure itu telah kembali ke tangan Rei dan ia mengembalikanya ke tempat semula.

" Kalian menjaga rumah dengan baik"

Ichiro tampak lega sekaligus geram.
" Berhenti bermain-main!" Namun hal tersebut malah membuat Rei tertawa terbahak-bahak.

Sedangkan gadis di belakang mereka ikut syok menyaksikan kejadian tersebut. Ayahnya benar-benar iseng.

Ichiro menghela nafas lelah, ia lebih memilih untuk duduk di salah satu soffa. Rei melihat itu tersenyum penuh kemenangan, merangkul anak perempuannya untuk ikut duduk berhadapan dengan anak laki-laki tertuanya itu.

" Ichiro, Kopi."

Urat-urat tercetak di dahi pemuda 19 tahun itu. " Ini bukan caffe ataupun rumah makan keluarga."

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang