CHAPTER 11

1.1K 265 74
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••


Hari itu hari minggu. [Name] terbangun berkat nada dering ponsel yang membengkakkan telinga.

[Name] cukup kaget saat ia ternyata bangun lebih siang daripada biasanya.

Mungkin karena semalam ia mengalami insomnia berkat rasa depresi yang menyerang. Obat tidurnya pun tertinggal di Osaka, [Name] tak menyangka ia akan kembali mengalami insomnia.

Mata nya masih sangat berat, enggan sekali untuk terbuka. Melihat matahari yang telah tinggi menandakan hari ini dia melewati jadwal rutin membuat sarapan.

Ponsel [Name] terus bergetar, dengan enggan ia mengambilnya dan nama yang tercetak di sana mengejutkan [Name] dan buru-buru mengangkatnya.

" Moshi-moshi."

Suara di seberang sana membuat [Name] tersenyum lebar.

" Moshi-moshi otou-san." Nada suara [Name] menunjukkan kegembiraan.

" Kau baru bangun [Name]? lama sekali menjawab telepon ku."

" Iya, maafkan aku tou-san.."

" Mengalami gangguan tidur lagi?"

" Iya."

" Kau baik-baik saja?"

Butuh beberapa detik [Name] membuka suara.

" Aku baik-baik saja. Hanya karena aku lebih bahagia jadi terlalu sering melakukan hal-hal baru dan akhirnya ada satu dua hal yang membuatku terserang tiba-tiba. Tapi bukan masalah besar tou-san."

[Name] bercerita dengan antusias.
Dan jika dipikir-pikir.... ternyata dia memang pandai berbohong.

[Name] tersenyum kecut.

" Baguslah kalau begitu, bagaimana kehidupanmu dengan saudara-saudaramu?"

Haruskah [Name] berbohong kembali? Sepertinya harus.

" Mereka memberlakukanku dengan baik, salayaknya saudara mereka.
Aku harap begitu. Otou-san tak perlu khawatir."

" Baguslah kalau begitu, diluar sana banyak orang jahat, berhati-hatilah."

" Umm... Lalu bagaimana kabar tou-san? Tou-san dimana?"

" Sangat baik, aku sedang di luar negeri. "

" Kapan otou-san kembali? Aku merindukanmu." Tanya [Name] tak dapat menahan air mata yang tiba-tiba lolos begitu saja.

" Kau menangis?"

[Name] berpikir, bagaimana bisa Rei tau bahwa ia menangis, padahal ia sudah berusaha menjaga nada suaranya.

" Kau tidak nyaman di sana?"

" Bukan seperti itu tou-san. Aku hanya rindu padamu."

Rei tertawa di seberang sana.

" Kenapa anakku satu ini semakin manja, aku akan pulang secepatnya. Dan kopermu baru ku kirim kemarin. Di situ ada sebuah kotak hitam yang harus kau berikan pada kakakmu."

" Kakak ku yang mana tou-san? Bukannya ada dua." Tanya [Name] berusaha mengubah suasana percakapan.

" Kau ini pasti sudah tau. Ichiro, berikan pada Ichiro."

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang