CHAPTER 33

833 179 53
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Saburo mengetuk pintu kamar kakak perempuannya sebelum masuk, walau [Name] tidak akan menjawab, dan membiarkan saudara laki-lakinya masuk dengan sendirinya. Itu sudah berlangsung selama lima hari, [Name] masih mengurung dirinya di dalam kamar, dibalik balutan selimut.

" Amayado-san aku masuk."

Manik hetrochoma Saburo mengerjap beberapa kali menyesuaikan pencahayaan redup yang bisa tertangkap retina.

Gelap dan dingin seperti biasa, jendela tertutup rapat dengan gorden abu-abu setia menghalangi cahaya matahari yang masuk. Saburo mendongak melihat pendingin ruangan dalam keadaan off yang sepertinya baru dimatikan oleh memilik kamar beberapa menit lalu.

Ruangan itu kosong, Saburo tak melihat [Name] berada di sana walau dia pandangannya menjelajahi seluruh penjuru kamar.

" Amayado-san?" Suaranya terdengar sedikit bergema mengelilingi ruangan tanpa jawaban, hanya deting jarum jam yang mengiringi suara Saburo sebelum kembali senyap.

" Apa dia keluar? Kapan aku tidak melihatnya."

Sebuah ingatan mengalihkan pikirannya, remaja 14 tahun itu menutup pintu setelah memastikan tak ada orang yang melihatnya saat ini. Dia melangkah ke sisi ranjang, agak berjongkok untuk mengambil tong sampah mini yang sengaja [Name] letakkan di sana. Dia menyeret kotak itu dengan kaki perlahan, membuka sedikit tirai agar cahaya dapat masuk. Saburo menginjak injakan tong itu agar tak perlu repot-repot menyentuhnya dengan tangan. Dia melihat warna itu lagi di antara gumpalan tisu.

Saburo memalingkan wajah mencari benda-benda mencurigakan seperti benda tajam, namun Saburo tak dapat menemukannya. hanya ada sebuah koper yang tak Saburo ingat berada di situ sebelumnya.

Saburo kembali melihat isi tong itu, sepertinya jika dilihat memang bukan hasil luka sayat mengingat pola di dalam tisu berupa lingkaran hancur.

" Mimisan? bukannya Amayado-san terlalu sering mimisan jika begitu? Apa dia juga mengidap penyakit lain? "

Saburo menggeleng menghilangkan pemikiran negatif yang mulai bergerak liar membentuk imajinasi yang sulit di tepis. Saburo beranjak, kembali membuka pintu dengan hati-hati mengecek kondisi luar sana dan saat tidak ada apapun yang mengancam dia kembali menutup rapat pintu.

' Mengapa aku jadi seperti maling.'

Saburo menuruni tangga perlahan, namun semakin banyak  anak tangga yang dia injak semakin cepat pula langkahnya.

" Amayado-san?"

Panggilnya rendah berniat memanggil namun tak berniat untuk didengar siapapun. Ruang keluarga adalah ruangan pertama yang dia lewati begitu turun tangga, namun tak ada tanda-tanda [Name] di sana.  Langkah kaki kembali berpacu menuju tujuan berikut dengan harap-harap cemas.

Nafas Saburo tercekat begitu melihat [Name] berdiri menggunakan apron sembari mengeluarkan bahan makanan dari dalam lemari penyimpanan.

" Amayado-san, apa yang kau lakukan?" Tanya Saburo walau dia tau jawabannya adalah untuk memasak. Tapi itu cukup aneh ketika melihat saudaramu yang sedang dalam kondisi mental tidak stabil beberapa saat lalu, tiba-tiba muncul seperti orang normal. Seperti tidak terjadi apapun, normal, terlihat normal, seperti tidak pernah sakit, perubahan yang sangat ekstrim.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang