CHAPTER 10

1.1K 260 54
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

[Name] keluar dari toko dengan wajah sumringah karena ponselnya dapat kembali menyala.

[Name] kembali menatap lock screen ponselnya lalu tersenyum lembut.

Sebuah tangan melingkari leher [Name] dari belakang, diikuti dengan suara bariton yang ia kenal. " Sudah ku duga si anak baru."

[Name] mendongak cepat, dan ia bertemu pandang dengan wajah yang begitu familiar.

" Senpai?"

" Hm?"

Dice mendekatkan wajahnya pada wajah [Name], meneliti pahatan sempurna wajah gadis itu.

[Name] mendorong wajah Dice tanpa perasaan. " Aku merasa tak nyaman senpai."

Dice tersenyum puas. " Sepertinya memang kau orangnya, siapa namamu sekarang?"

Kening [Name] sedikit berkerut, benar juga mereka memang belum berkenalan dengan benar dari seminggu lalu. Tapi pemilihan diksi Dice tentang menanyakan namanya saat ini membingungkan. Memangnya ia punya nama lain.

Dice meletakkan tangannya pada kepala [Name], " apa kau jadi lemot Sekaran? Namamu, namamu."

" Namaku sejak dulu Amayado [Name] senpai. Aku bingung dengan pertanyaan mu itu." Jawab [Name].

[Name] mendongak memperhatikan tangan Dice yang masih berapa di pucuk kepalanya. " Apa body touch itu memang umum?"

Dice menarik tangannya beralih memasukkannya ke saku celana.
" Tidak juga, tapi memangnya kau tidak mengenaliku?"

Lagi-lagi [Name] dibuat bingung oleh perkataan laki-laki itu. " ya senpai?"

" Kau tidak ingat aku? Kita pernah bertemu jauh sebelum hari ini." Ujar Dice.

[Name] berusaha mengorek memorinya walau tidak banyak yang ia bisa ingat selain rumah sakit dan rumahnya di Osaka.

Semakin ia memikirkannya, kepalanya semakin sakit, apa jangan-jangan Dice berada di memorinya yang hilang.

" Apa benar kita saling kenal sebelumnya? Maaf senpai, aku tidak dapat mengingatnya." Seru [Name] takut-takut jika memang benar Dice berada di masalalu nya.

[Name] melihat wajah Dice berubah menjadi sedih." Kau dulu sering memanggilku nii-chan." Katanya.

" Nii nii-chan?" Ulang [Name].

Pandangannya tiba-tiba menjadi buram, kebisingan perlahan menjauh.
Ia seperti masuk ke ruang kedap suara.

Tangan seorang gadis kecil ditarik paksa, mengikuti langkah anak laki-laki yang berlari menghindari orang-orang dibelakang sana.

"Nii-chan kita akan kemana?"

" Lari saja."

Derap langkah kaki saling bersahutan, hingga orang-orang dewasa itu berhasil menangkap keduanya.

Gadis itu melihat pandangan nanar dari anak laki-laki itu sebelum di masukkan ke sebuah ruangan. Begitu pintu tertutup, semua menjadi sepi.

Tawa Dice membawa kembali ke alam sadar, tangannya bergerak mengacak rambut [Name]. " Bercanda. Kenapa serius sekali."

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang