CHAPTER 45

529 104 28
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Guratan kekhatiran nampak jelas pada wajah pemuda 19 tahun itu, otaknya sejak tadi terus dipaksa untuk berpikir keras dan sialnya selalu berdampingan bersama dengan pikiran negatif.

Ichiro paham Jiro memiliki banyak musuh, itu karena anak itu sering berkelahi untuk hal-hal sepele yang dianggapnya benar, dan Ichiro masih bisa bernafas lega jika dalang dibalik penculikan ini adalah musuh sepermainannya, Ichiro akan mempercayakan sepenuhnya bahwa Jiro bisa menghadapinya.

Namun kali ini berbeda, dalang dari penculikan ini merujuk pada urusan sang ayah, urusan keluarga mereka yang bersumber sangat lampau hingga menyebabkan masalah besar dan kesalahpahaman bagi keluarga mereka. Ichiro salah mengira bahwa ayahnya telah menyelesaikan semuanya tanpa menyisakan sesuatu, membiarkan keluarga mereka kembali dengan tenang. Semua belum selesai.

Ichiro takut kenangan masa lalu mereka terulang, dia tidak ingin kehilangan keluarganya lagi.

Laki-laki yang identik dengan warna merah itu merogoh kantung celana, mengeluarkan dua ponsel yang salah satunya milik sang adik perempuan yang belum sempat dia kembalikan. Dipandanginya cukup lama ponsel itu, sebelum menekan tombol power untuk menyalakan sinar layar. Kedua manik hetrochomia meredep, memandang lurus dengan perasaan yang sulit di deskripsikan pada figure orang tua mereka saat muda.

Ichiro mendengus menekan tombol power/off dan kembali memasukkannya pada saku celana. Kalau dipikir-pikir ponsel ini cocok sekali melambangkan hubungan keluarga mereka, pecah dan buram.

Namun kini Ichiro bisa lebih percaya diri bahwa semua bisa diperbaiki. Mereka harus segera menyelesaikan ini.

" Rekaman CCTV yang bisa aku dapat hanya sampai sini saja Ichi-nii. Aku sudah mengecek yang lain namun tetap tidak tersedia. Sepertinya memang tidak terdapat kamera di sekitarnya." Saburo memutar bangkunya sambil memejamkan mata rapat-rapat merasa kesal.

" Ahhh sial aku tidak punya akses dengan jaringan satelit."

Saburo mengigit kuku ibu jarinya resah, matanya terus bergulir cepat memerhatikan dengan teliti deretan monitor yang memperlihatkan rekaman CCTV kota yang berhasil dia retas. Semua berawal dari rekaman dari salah satu kamera pada kompleks, mereka dapat dengan jelas melihat seseorang berpakaian hitam memukul Jiro dengan tongkat baseball dan mengangkutnya ke mobil sedan hitam. Adegan ini benar-benar konyol seperti film-film yang pernah Saburo lihat.

Menit-menit selanjutnya potongan demi potongan yang tertuju pada mobil masihlah dapat Saburo pantau. Namun begitu memasuki pinggir kota Ikebukuro, mobil itu menghilang dari pandangannya. Melihat data dari lacakan ponsel Jiropun tak berpengaruh banyak, nampaknya ponsel Jiro dibuang di dalam perjalanan.

Mata Ichiro bergulir memperhatikan layar di depannya. Meminta Saburo memundurkan rekaman sebelum mobil yang mereka pantau tak terlihat lagi oleh kamera. Dia harus tetap tenang sehingga tidak menurunkan daya pikirnya.

Dilihat dari visual tempat itu memang amat tersebut, karena daerah itu adalah tanah milik swasta, namun sudah lama ditinggalkan, bekas pabrik yang terbakar.

" Tunggu. Pabrik terbakar?" Ichiro melirik adik bungsunya yang juga sedang menatapnya balik.

" Saburo. Tahun berapa pabrik itu terbakar?"

Kedua mata Saburo ikut terbuka lebar, diapun kembali mengetik sesuatu dikomputernya dan apa yang dia dapat seperti yang mereka kira. Mana bisa dia melupakan adegan konflik awal pada buku novel karya phantom yang dia baca.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang