CHAPTER 1

1.4K 267 39
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Ia menatap anak-anak kecil yang menangis ketakutan dari pojok ruangan. Orang-orang dewasa memasuki rumah dengan cara mendobrak pintu, kemudian mengacak segala sesuatu yang berada di sana.

Seorang perempuan yang tengah menggendong bayi berteriak histeris melindungi anak-anak yang berlindung dibalik punggung nya.

Dalam sekejap perempuan itu tergeletak di lantai dengan bayi yang menangis keras. Anak-anak itu berlarian ketubuh ibu mereka, berusaha untuk membangunnya dengan menggerakkan tubuh lemah itu. Tangis anak-anak itu seakan bersahutan.

Kemudian satu persatu anak diseret keluar, hingga sosok itu datang, bersama dengan seorang anak di gendongan nya.

" Hahhhh hahhh hahhh." Ichiro terbangun hingga selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada itu tersibak. Kedua iris hetrochoma memandang nanar diantara kegelapan. Ia mengelap keringat yang mengalir dari pelipis dan tengkuk.
Dari balik selimut, ia dapat merasakan ujung kakinya mendingin.

" Mimpi apa itu barusan..."

Drrtt

Atensi Ichiro teralih pada smartphone yang tergeletak dinakas, tanpa banyak bergerak Ichiro mencabut charger yang masih terhubung pada smartphone hitam tersebut.

Jam menunjukkan pukul dini hari. Sebuah pesan masuk secara resmi lewat Email pribadinya. Dan pesan di yang tertulis di sana membuat cengkraman Ichiro pada ponselnya mengendur.

" Ada yang diinginkan pria tua itu,.."

°°°°°

Saburo berlari ke halte terdekat begitu rintik hujan berubah menjadi deras. Ia tidak ingin mengambil resiko terguyur hujan telalu lama. Ia tidak ingin buku-bukunya basah, dan jika itu terjadi ia sangat malas untuk melihat tulisan yang tak beraturan. Walau sesungguhnya ia telah hafal betul isinya.

Saburo menepuk sisa-sisa air yang masih menempel pada gakuran serta tasnya dengan kasar.

Nampaknya hari ini adalah hari sial. Kejadian yang tidak diinginkan terjadi berturut-turut.

Mulai dari bekal yang dibuat oleh Ichiro tertukar dengan Jiro. Ia tak bisa memakan dua porsi nasi tanpa lauk, ia bukan Jiro yang jika ia hanya membawa nasi ia akan mendapat lauk dengan gratis lalu menerima nya dengan senang hati.

Bukan berarti Saburo tidak mempunyai daya tarik semacam itu untuk mendapat tawaran makanan.

Walau sikapnya seperti ini, ia tetap menjadi orang yang diminati para gadis. Hanya saja, ia enggan menerima sesuatu dari orang lain yang bahkan tak akrab dengannya. Ia benci berhutang budi.

Daripada kelaparan akhirnya ia dengan enggan berjalan ke kantin untuk membeli sebotol susu dan roti dengan cara berdesakan.

Hari ini juga nilainya tak sempurna, angka 9 bukanlah hasil yang memuaskan untuk dibanggakan. Dan sekarang ia harus membuang waktu untuk berteduh dengan keadaan basah kuyup.

" Menyebalkan, aku ingin melampiaskan ke Jiro."

Seorang gadis berlari kearahnya, sebelah tangannya menutupi kepalanya dari rinai hujan, sedangkan tangan yang lainnya sibuk menyeret koper yang terlihat berat. Saburo mengalihkan pandangan. Tidak sopan jika melihat orang lain yang sedang sama kesusahan.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang