CHAPTER 40

808 141 31
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Ichiro memandang jauh pada hamparan langit biru pekat di atas sana. Hamparan dengan gravitasi minimum yang membuat benda-benda melayang bebas walau memiliki masa berat. Membayangkan kebebasan itu membuat sebagian manusia terutama bagi mereka yanf memiliki beban berat dalam hidupnya berharap dapat hidup seperti itu. Padahal jika terbang lebih jauh, kenyataannya mereka akan tercekik kehilangan nafas, dan benar-benar melayang tak memegang kendali tubuh mereka sepenuhnya. Mati.

Tapi tak dapat dipungkiri cuaca hari ini sangat cerah, hingga rasanya benda-benda langit dapat tertangkap mata, ribuan bintang tak segan menunjukkan gemerlap pada bumi. Rembulan yang hanya bersinar setengah bersinar cerah, bahkan Ichiro dapat melihat biasan pelangi di sekitarnya.

Sedikit corak putih awan membentuk siluet horizontal ikut andil menghiasi malam ini. Perlahan namun pasti gumpalan uap air itu bergeser perlahan, tertiup hembusan angin lembut yang sejuk saat menerpa tubuh Ichiro, membelai kulit yang tidak tertutup hoodie abu-abu tebal.

Halaian rambut hitam menari terbawa angin, poninya yang sudah sedikit memanjang menghalangi pandangan, sehelai dua helai tipis menari lembut di depan mata  hijau-merah layaknya gorden yang menutupi jendela yang berisi jiwa seorang pemuda 19 tahun itu.

Getaran beruntut ponsel terasa dari kantong celana. Sedikit engga Ichiro mengambilnya, display nama tertera di sana membuat Ichiro menggeser pada opsi hijau.

" Moshi-moshi."

" Hm.. hei Ichiro. Datanglah ke kantorku besok." Sahut seorang diseberang sana, suara serak yang begitu dia kenal walau sekalipun orang itu tidak terdaftar dalam ponselnya.

Kedua alis Ichiro tertekuk, pasti ada sesuatu yang penting sehingga Samatoki memanggilnya. Orang di seberang sana adalah orang tempramental dan berharga diri tinggi yang tak suka basa-basi." Ada hal apa?"

" Jyuto memberikan informasi penting, tentang panti itu."

" Buruk atau bagus?"

Hembusan nafas terdengar, pasti Samatoki sedang merokok.
" Banyak bertanya, datang saja. Jangan lupa bawakan uang yang banyak. Kau tidak akan berharap jasaku gratiskan?"

" Perhitungan seperti biasa. Tapi tentu saja. Aku tidak mau berhutang budi denganmu."

" Dasar bocah sialan."

" Bagaimana dengan keadaan adikmu?"

" Sudah lebih baik, kurasa." Jawab Ichiro mengingat mereka baru saja pulang dari pemakaman orang yang berharga bagi [Name] tadi siang.

Ichiro sangat paham betul bagaimana rasanya ditinggalkan orang yang sangat berharga dalam hidupnya.
Cukup membayangkan orang itu pergi tak kembali saja membuat dadanya terasa sesak, dan sekarang [Name] harus kembali merasakannya. Kesedihan yang tiada henti hingga Ichiro tak lagi melihat lelehan air mata yang menghiasi wajahnya. Dan hal itu justru semakin membuat  Ichiro khawatir.

" Jangan merengek jika sedang berada dalam masalah besar. Dasar bocah cengeng."

Ichiro tertawa mendengarnya, Ichiro tau Samatoki sedang menyemangatinya. Samatoki sesungguhnya adalah orang yang baik dibalik sikapnya yang memang terlihat seperti seorang jahat dan senang kekerasan.

Samatoki berbeda dengan Ichiro yang sangat membenci kekerasan. Walau Ichiro pernah menjadi apa yang dia benci dulu. Namun, untuk bertahan hidup dalam kesulitan seseorang tidak bisa memilih mana yang dia sukai atau tidak sukai.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang