CHAPTER 43

605 106 23
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Sepanjang Jiro lihat sejak pagi tadi,
Ichiro terlihat banyak melamun. Namun daripada disebut layaknya memikirkan sesuatu, ekspresinya lebih menunjukkan kesedihan, saat ditanyapun Ichiro hanya akan tertawa canggung dan berkata bahwa dia baik-baik saja sembari mengalihkan pembicaraan.

Jiro menggeleng, kini akan bertambah kuat alasan Jiro untuk mengajak kedua saudaranya berbicara serius sepulang ini.

" Saburo sejak tadi tidak terlihat." Dia memutar atensi sejenak mencari si bungsu yang semakin jarang tertangkap mata, dan akhir-akhir inipun mereka jadi semakin sering memiliki jadwal yang sama karena berbagai alasan.

Pernah Jiro iseng bertanya pada manager mereka, dan Doppo mengatakan bahwa Saburo memang jarang mengiyakan tawaran yang datang akhir-akhir ini.

" Jiro-kun." Tegur Doppo dari belakang, hawa keberadaan suram membuat remaja 17 tahun itu sedikit terlonjak ke depan, traumatis dengan aura suram khas rumah hantu yang dikeluarkan Doppo.

" Doppo-san, kau mengangetkanku saja."

Pria 29 tahun itu menggeleng, sembari menyerahkan air mineral dan sedotan.

" Kau saja yang tidak fokus." Balasnya enteng sebelum mimik wajah pria bermahkota merah itu kembali tampak suram dan gelisah.

Melihat itu Jiro penasaran apa hal yang terjadi hingga membuat manager nya yang pekerja keras, disiplin dan perfeksionis itu ketar-ketir. Ya walau Doppo memang mudah stress akan hal-hal kecil.

" Doppo-san ada apa? Kau tampak gelisah? Apa ada masalah dengan pemotretan hari ini??"

Jarinya mengapit dagu menjadi isyarat dia sedang berpikir.

" Ada sedikit kendala Jiro-kun. Model wanita hari ini tidak dapat datang, agensi sedang mencari pengganti yang cocok, jadi akan sedikit lama menunggu. Kau tidak apa? Katanya kalian ingin pulang cepat. "

" Tidak dibatalkan saja pemotretannya?"

" Agensi tidak akan mengambil kerugian jika masih bisa diatasi bukan?" Ujar Doppo mengecek sesuatu di ponselnya.

Kini niat Jiro untuk segera pulang rupanya tak dapat terlaksana. Padahal dia ingin membicarakan suatu hal penting dengan Ichiro dan Saburo sekaligus meluruskan masalah dengan [Name] tentang malam itu. Jiro menghela nafas kasar sebelum mengangguk, tak jadi menggaruk rambut yang telah ditata sedemikian rupa.

" Gomennasai Jiro-kun."

Jiro memukul ringan lengan Doppo sembari memberi cengiran lebar.
" Kenapa minta maaf Doppo-san, boleh mencari makan dulu tidak? Aku ingin makan-makanan kecil."

" Biar aku belikan."

" Pergi bersama saja, Doppo-san yang bayar."

Kali ini pria bermahkota merah itu yang terkekeh, bosnya sekaligus anak yang sudah dianggap sebagai adik laki-laki itu memang suka tak membeda-bedakan keuangan dan memukul sama rata. Padahal gaji Doppo lebih kecil.

Doppo segera bangkit dari tempat duduk, " tunggu, biar aku tanyakan." Ujarnya dengan senyum lembut. Jiro mengacungkan jempol pada pria itu.

" Tolong Doppo-san."

Merogoh saku celana Jiro memainkan ponselnya, melihat galeri yang berisi foto yang masih hangat. Mata pemuda itu sedikit menajam, pikirannya melayang. Jadi dia dan [Name] benar-benar kembar, dirinya, kembar, dia memiliki kembaran, Jiro mendengus geli, jika dipikir-pikir itu tidak mungkin, namun secara apa yang dapat dilihat publikpun fakta mereka mirip itu benar adanya.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang