CHAPTER 23

1.1K 235 33
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Angin berhembus kencang menerbangkan helai rambut hitam sebahu anak perempuan yang bersandar pada pohon besar di taman belakang bangunan bercat putih.

Satu buku yang semula ia baca di letakkan di pangkuan, sedangkan buku lain yang berserakan di sekitar dia biarkan begitu saja.

Anak itu memejamkan mata yang mulai lelah dengan baca-bacaan itu, ditambah mata kanan yang sangat buram selalu terasa mengganjal begitu membuka mata. Ia nampak fokus pada suara alam serta hiruk piruk penghuni bangunan ini, bau obat-obatan begitu menyengat namun bagi orang seperti pria yang sedang memperhatikan anak itu dari jauh, namun nampaknya anak itu sudah terbiasa setelah beberapa bulan berada di tempat ini.

" [Name]."

Mata anak itu kembali terbuka kala mendengar gesekan rumput yang semakin lama semakin mendekat dan sebuah respon untuk suara seseorang memanggilnya.

Seorang pria berjongkok, tubuhnya yang besar dengan luka di mata kanan membuatnya agak terkejut di awal, tergambar jelas pada ekspresi menegangnya. Pria itu mengambil bungku pada pangkuan gadis itu.

Dia menatap bingung pria di hadapannya. " Om datang lagi?"

Mendengar panggil dari anak di depannya membuat pria itu tersenyum lembut, kemudian menempatkan tangan besar dan hangatnya pada kepala anak perempuan itu, rasanya kepala itu sangat pas pada ditangan. rasa hangat dan nyaman begitu tangan sang pria membelai rambut pendek si anak membuat anak itu kembali memejamkan mata.

" Sudah ku bilang, bukan om, aku ayahmu."

" Ah.. be-begitu, om itu ayahku." Jawab sang anak dengan ragu untuk mengganti nama panggilan pria ini, pria yang selalu datang padanya walau jarang dan mengatakan bahwa dia adalah ayahnya, karena ingatannya dimulai dari saat membuka mata di tempat ini.

" Hahahaha kau ini sudah berkali-kali, panggil aku otou-san."

Anak berumur 10 tahun itu hanya diam.

Pria itu merapihkan buku-buku yang berserakan, lalu mengambil tempat duduk di samping anaknya namun anak itu menggeser tubuhnya.

Pria bernama Rei itu menghembuskan nafas dengan perlahan, wajah kecewa ia tutupi dengan tawa nyaring.

" Kenapa jauh sekali? Kemari!" Ujarnya sembari menepuk tempat kosong yang menjadi pemisah keduanya.

Agak ragu diawal, namun [Name] menurut.

" Kau membaca buku-buku yang ku bawakan? Bukannya kau harus beristirahat di kamar?"

" Aku merasa bosan, jadi sedikit berjalan-jalan."

" Apa kepalamu masih terasa sakit?"

[Name] mengangguk dan setelah itu tangan Rei kembali membelai kepalanya. Rei membawa tubuh kecil dalam rangkulan besar dan hangat, menyalurkan kasih sayang yang telah lama anak itu lupakan, berharap memberi rasa aman dan nyaman.

Keheningan mengisi, pandangan mereka tertuju pada dua orang anak berlari di depan mereka, salah satu yang berbaju pasien juga tampak bersemangat ketika anak yang kecil besar menggendongnya. Wanita yang di duga sebagai ibu mereka juga tampak tak mempermasalahkannya, raut bahagia tampak jelas di paras yang telah menua.

Atarashi Hito✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang