rosé | chapter dua puluh tujuh
*
*
*
Pengawal itu memperkenalkan diri dengan resmi. Namanya Eric, dan dia sudah bekerja di istana khususnya bersama Pangeran Silas nyaris dua belas tahun dan sudah paham banyak mengenai pria bertubuh kekar tersebut. "Ini satu keputusan terbesarnya. Dia tidak pernah tertarik dengan perempuan apalagi dari kalangan biasa, Nona Petunia."
"Astaga, panggil saja Elle. Petunia tidak cocok denganku," gerutunya. "Oh ya? Karena Lavirna?"
Eric mengangguk.
"Oke, jadi Pangeran Baik kita jadi pemberontak karena Lavirna dengan statusnya yang kontroversional yakni sebagai selir Pangeran Darke? Wah, Pangeran Silas pasti bosan jadi pangeran baik-baik. Maksudku, ini gila kan?"
Eric mengangguk lagi. "Saya khawatir sebenarnya tapi Yang Mulia nampak senang waktu membawa Nona Lavirna."
"Dia mudah senang." Elle menggaruk lengannya. Tempat ini masih membuatnya merinding dengan cara yang menumpulkan sikap teguhnya. "Jadi, kita hanya harus menunggu? Apa yang mereka bicarakan di kamar dan hanya berdua?"
"Mungkin sesuatu yang privat," gumamnya.
Elle tidak paham dengan hal "privat" versi Pangeran Silas. Sejauh ini dia seharusnya bersyukur karena setidaknya dia tidak harus mendekam di penjara dan membusuk di sana. Pangeran Silas masih punya belas kasih sampai percaya kepadanya serta mengajaknya sampai kemari. Elle melirik Eric. "Mereka tidak akan saling membunuh kan?"
"Pangeran dengan Nona Lavirna?"
"Ya, tapi bukan itu saja .. maksudku, Pangeran Darke .." Elle mendadak mual. Jelas dia memahami peringai Darke lebih dari siapapun dan dia tahu jawabannya; pasti ada yang terbunuh karena insiden ini. Elle refleks memengangi lehernya dan meringis. "Astaga, aku belum mau kehilangan leherku." Sudah sangat menyakitkan mengingat nasib Baron—Elle ingin langsung menyerang Darke kalau bisa—tapi apa ini? Elle tersentak karena insiden di kapal dan betapa semaputnya dia karena melindungi Lavirna. Nasib berbalik—sekarang dia yang menyerahkan Lavirna untuk Pangeran Silas yang nampaknya terobsesi berat dengan Lavirna dan tidak banyak berbeda dengan Darke.
"Anda baik-baik saja, Nona Pet—maksud saya, Nona Elle?"
"Aku akan tidur, oke? Bangunkan aku kalau ada sesuatu dan .." Elle meminta senapan yang sudah tergeletak di meja dekat mereka. "Biarkan aku membawa ini bersamaku."
.
.
Pangeran Darke menahan lonjakan amarah yang sudah mendidih di balik kulit wajah, kulit tubuh dan sekujur lengannya. Dia pun meremas peta tersebut. "Jadi, ada kemungkinan dia berada di pulau Maiden?"
"Yah, satu pengawal sudah menahan satu pemilik kapal yang mengaku sudah mengantarkan mereka ke pulau sunyi tersebut."
"Tapi .. mengapa.."
"Mungkin untuk menyekap Nona Lavirna?" Pengawal itu langsung menunduk karena sudah dihadiahi tatapan menusuk Pangeran Darke apalagi pangeran seperti akan menelan hidup-hidup siapapun dengan kepala yang seperti akan tumbuh tanduk dalam waktu cepat. "Kami akan menyiapkan kapal untuk Anda kesana, akan ada juru kunci yang mendampingi Anda pula."
"Oke, siapkan sekarang."
Cassia memasuki ruangan tersebut seraya menggapai lengan Darke hingga pria itu menoleh. "Kau akan pergi? Meninggalkanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
rosé (2018)
RomanceDi masa ini, wajah cantik adalah bencana. Kau akan disekap oleh pihak kerajaan untuk menjadi penghibur para ksatria yang baru pulang dari medan perang atau kau akan menjadi selir raja. Lavirna Rose lahir sebagai gadis miskin. Dia hanya ingin bekerja...