rosé | chapter lima puluh empat
.
.
Sang tabib mempersilakan Lavirna dan rombongan yang baru pulang dari Nyx agar duduk di kursi-kursi kayu dalam pondoknya. Baru dua minggu lalu tabib ini pindah karena huniannya di istana Vacroz yang lama kurang nyaman dan tinggal bersama di istana Lavirna dan Darke masih terasa baru sehingga ia sengaja membeli rumah dekat istana mereka. Alhasil, rumah ini jadi tempat nyaman sekaligus tempat ideal untuk menampung keluarganya agar dapat tinggal bersamanya, tidak hanya asisten tabib saja.
"Yang Mulia, bagaimana keadaan Anda? Apakah ada keluhan?" tanyanya dengan suara mengalun. Tabib itu mulai memperhatikan lekat wajah Lavirna. Dari jaraknya sekarang ada gemelayut letih dan juga nampak bibir Lavirna yang pucat.
"Tadinya aku pikir hanya kelelahan apalagi aku tidak terbiasa dengan suhu dingin di Nyx, tapi aku mulai berpikir begitu pun Yang Mulia Raja bahwa bisa saja kan aku hamil?"
Tabib itu mengangguk. "Mungkin saja. Anda sudah mengikuti saran yang saya berikan sebelumnya?"
"Yah, dan kami melakukan hubungan tepat di waktu bulan purnama. Aku belum mau berharap tapi bisa kah kita periksa supaya jelas?" Selanjutnya, tabib bersama asisten dan pengawal khusus Lavirna diarahkan ke ruangan lain. Di dekat ambang pintu, Darke pun turut masuk dengan tubuh agak membungkuk. Pondok itu mirip rumah kurcaci dan karena tubuh Darke menjulang tinggi, pria itu perlu merunduk dan mengambil posisi duduk tidak begitu jauh. Setelah diberitahu Lavirna tengah diperiksa, dia pun menanti dengan sabar.
Di keluarga Vacroz, mereka selalu punya keyakinan bahwa penting untuk punya keturunan apalagi sejak periode nenek dan kakeknya, ayah dan ibunya, keluarga Vacroz tidak diberkahi banyak anak bahkan saudara-saudari Darke pun tidak banyak yang selamat sepertinya. Kebanyakan sakit karena penyakit bawaan, ada juga yang gugur saat berperang dan ada yang tidak bisa mendapatkan keturunan sampai akhirnya sakit-sakitan dan meninggal dunia. Beruntung karena Darke yang tersisa kemudian dapat mewarisi tampuk kekuasaan besar milik sang ayah. Sekarang, dia juga sudah punya Averuz yang sudah terlihat dapat diandalkan dan dapat memimpin jika sudah dewasa. Ave senang bermain pedang, senang menunggangi kuda besar dan bocah itu pintar bicara dengan otak encer. Meskipun begitu, Ave akan butuh banyak orang untuk mengatur wilayah Vacroz yang luas pasca perang. Jika hanya di tangan Ave, kemungkinan anaknya akan kewalahan.
Jadi, satu-satunya jawaban adalah mendapatkan ahli waris lainya. Perempuan atau laki-laki, sebenarnya itu bukan masalah karena jika perempuan pun, Darke akan menikahkan putrinya dengan anggota kerajaan lain yang sudah pasti seorang pangeran berkuasa. Tapi, jauh sekali di lubuk hatinya, Darke ingin anak laki-laki karena anak laki-laki yang sudah pasti dapat menjaga dan mengatur kerajaan Vacroz bersama putra mahkota mereka yakni Averuz. Kabar mengenai Lavirna hamil jelas sebuah kabar menggembirakan bahkan keluarga besar Vacroz sudah tidak sabar menyambut anggota baru mereka.
"Yang Mulia." Lavirna menyikap gorden pembatas ruangan pemeriksaan dan ruang tengah. Ia lantas mendekati suaminya kemudian duduk tepat di sisi Darke.
"Bagaimana pemeriksaannya?"
"Janinnya baru beberapa minggu jadi masih sangat rentan. Saya menyarankan agar Yang Mulia Ratu tetap berada di istana untuk beberapa waktu ke depan karena beliau harus menjaga kesehatannya dengan ekstra."
Darke terhenyak sejenak. "Jadi .. jadi dia benar-benar .."
Lavirna mengenggam tangan Darke seraya tersenyum. "Yah, Yang Mulia. Saya hamil," ujarnya lembut.
.
.
Semuanya akan indah jika kita bisa bersabar. Lavirna tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya. Di satu sisi jelas dia senang karena sekarang dia tengah mengandung, tapi perasaannya masih abu-abu apalagi terkait pernikahannya dan tahta yang dia pikul. Sebenarnya, dia tidak ingin bersikap dramatis atau apa, mungkin ini pengaruh hormon kehamilan dan sebagainya, tapi Lavirna terus gamang. Entah mengapa Darke seperti jauh dari genggaman dan hanya ingin Lavirna karena bayi ini. Lavirna merasa sesak betapa sendirian dan kesepian dia di istana besar yang ia tinggali. Ibu, ayah, nenek dan kakak-kakaknya nampak bersuka cita sejak pernikahan Lavirna dengan Darke tapi mereka tidak pernah melewati garis perbatasan antara keluarga inti kerajaan (dirinya, Darke dan Averus) dan keluarga besar kerajaan (keluarga Lavirna, keluarga Darke dan keluarga lainnya). Jadi yah, ini cukup membuat Lavirna seperti sendirian dan terisolasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
rosé (2018)
RomanceDi masa ini, wajah cantik adalah bencana. Kau akan disekap oleh pihak kerajaan untuk menjadi penghibur para ksatria yang baru pulang dari medan perang atau kau akan menjadi selir raja. Lavirna Rose lahir sebagai gadis miskin. Dia hanya ingin bekerja...