rosé | 13

1.7K 173 17
                                    

rosé | chapter tigabelas

*

*

*

"Hei, bangun!" panggil seseorang dengan mendetingkan satu benda di tiang-tiang besi di depan Lavirna. "Besok akan ada pestanya, dan kau diziinkan untuk bergabung tapi jangan berisik."

"Aku?" tanyanya lemah. "Tapi untuk apa? Aku tidak berminat.."

"Sudah bangun saja dan keluar sekarang."

Setengah mengantuk, Lavirna bangkit terhuyung-huyung. Beberapa kali, dia berusaha memfokuskan pandangannya meski agak mengabur. Di dekat pintu berjuriji besi, mereka langsung menarik Lavirna cepat. Kali ini, perempuan itu dibiarkan untuk membuka mata, menaiki undakan-undakan tangga yang dilewatinya saat dia datang. Di balik pintu, sudah ada beberapa pelayan wanita yang menyambutnya seraya meraih tangannya.

"Tapi .."

"Jangan bicara, Nona. Anda akan baik-baik saja," bisik salah satu dari mereka kemudian melewati pasukan yang tengah berjaga. Setelah berbincang singkat, mereka bergeser agar Lavirna dan rombongan barunya dapat lewat.

*

*

Putri Cassia mengembangkan senyuman simpul. Udara pagi di Kerajaan Timur memang punya dorongan magis hingga suasana hatinya secerah mentari. Dia pun tidak repot sewaktu bergerak sedangkan beberapa dayang membantu mengangkat gaunnya. Kedua kakaknya serta orang tuanya sudah naik ke kereta mereka. "Apakah semuanya sudah dibawa?"

"Tentu, Yang Mulia," ujar pengawal di dekat pintu kereta perak itu.

"Terima kasih, baiklah kurasa kita bisa berangkat."

Mereka menyentakkan tali kekang yang tersambung kepada kuda-kuda gagah di depan kereta. Selama perjalanan, Putri Cassia memandangi cermin beberapa kali, masih agak terperangah. Biasanya, di jam sepagi ini dia akan sibuk untuk mengawasi hutan dekat pertambangan karena di sana banyak hewan buruan serupa rusa, kelinci liar bahkan kalau beruntung akan ada tupai hutan yang gemuk pula. Cassia tidak menyantapnya, justru dia menyerahkan kepada ketua pengawalnya untuk dijual di pasar bawah tanah, kadang, Cassia bandel karena ingin ikut seraya terhanyut dalam pusaran banyak manusia.

Pasar bawah tanah punya banyak. Dari yang wajar seperti perhiasaan ilegal sampai hewan-hewan yang tidak lazim untuk dikonsumsi, seperti kadal besar, kelinci-kelinci cokelat yang dagingnya agak alot sampai beberapa jenis ular. Cassia terhibur tiap kali dia memperhatikan transaksi di sana, jelas saja, mereka tidak tahu bahwa ada anggota kerajaan yang bergabung bersama mereka. Yang mereka tahu adalah perempuan bertudung hitam yang kadang menawarkan langsung rusa-rusa yang sudah terpotong dan terbungkus plastik rapi. Kemudian, mereka berusaha menawar dengan harga terendah. Sedangkan Cassia menyerahkan uang pembayaran itu untuk pengawalnya makan. Anggap saja itu jadi uang tutup mulut mereka.

"Yang Mulia, saya mendoakan yang terbaik untuk Anda. Semoga pestanya berjalan lancar."

Cassia tersenyum. "Aku harap juga begitu. Hm, aku sudah dengar soal Pangeran Darke semalam. Ada fotonya juga, kurasa, dia cukup tampan."

"Beliau orang yang terlatih di medan perang. Beberapa tahun lalu, dia memimpin banyak kuadron serta menyerang perbatasan agar ada perluasan wilayah dengan Kerajaan Barat. Beliau juga sangat terampil dan cerdik, punya beberapa penguasaan ilmu bela diri. Beliau juga terkenal karismatik serta punya kemampuan berbicara yang mengesankan."

rosé (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang