"Al!!" teriak Hans murka
Al bergetar ketakutan saat ayah nya berteriak murka sementara El sudah menangis dipelukan Anisa.
Hans kemudian menarik telinga Al dengan sangat keras membuat Al menjerit kesakitan. Tak cukup menarik telinga Al, Hans kemudian melepas ikat pinggang nya lalu mulai mencambuk Al.
Al menjerit kesakitan lalu menangis, Telinganya memerah diikuti pinggang nya. Hans gelap mata atas kemarahan nya sampai tak mendengar jeritan dan kata ampun dari sang anak.
"PAPAH KERJA ITU BUAT BELI KALIAN MAINAN BUKAN BUAT KAMU IRI!" teriak Hans berapi api.
"A-ampun pah Al j-janji jadi anak b-baik " ucap Al kesakitan.
Hans tak menggubris ucapan Al ia membenci seseorang yang iri akan sesuatu. Sudah puas ia memberi hukuman untuk anaknya hans kemudian pergi meninggalkan Al dan membawa El pergi.
Anisa langsung memeluk Al manakala Hans pergi. Anisa ikut merasakan apa yang dirasakan anak sulungnya itu. Ia mengecupi rambut Al penuh kasih sayang.
Lima belas menit terdiam dengan Al dipelukannya Anisa mendapati Al tertidur pulas. Anisa ikut menangis menyaksikan luka luka pada tubuh Al manakala ia mengobatinya.
Anisa menyentuh luka Al dengan hati yang perih. Mana ada ibu yang tega melihat anaknya disiksa Ayahnya, tapi Anisa bisa apa selain diam. Selain takut amarah Hans yang tak terkontrol Anisa juga takut jika ia menentang suaminya.
"Al kamu anak yang kuat" ucap Anisa pelan lalu menidurkan Al. Anisa keluar dari kamar Al mendapati Hans yang terdiam kaku.
Anisa melewati Hans begitu saja, ia lebih memilih memasuki kamarnya daripada berhadapan dengan Hans. Anisa kembali menangis saat ia mengelus rambut kedua putranya El dan Gio.
Hanya Al yang berbeda kamar dari orang tua nya. Alasannya klasik, agar Al belajar mandiri.
Hans terdiam sebentar lalu menarik kenop pintu dan membukanya. Hans berjalan pelan menuju tempat tidur sang sulung. Hans mendapati Al yang tengah terdidur sambil berucap ampun seperti saat ia menghukum Al.
Hati Hans tersentil tapi ia tetap mengesampingkan hatinya. Hans mengecup sekilas kening sang sulung.
Mata yang terpejam erat, bibir yang bergetar terus menerus memanggil kata ampun seolah tak bosan.Hans berdiri lalu melangkah pergi meninggalkan sang sulung yang tertidur sendiri.
....
Pagi itu semua anggota keluarga sudah lengkap duduk dimeja makan ralat, hanya Anisa yang masih di dapur. Al menunduk memainkan jarinya tak berani menatap bola mata sang ayah.
"Kamu tau apa kesalahan kamu?" ucap Hans bertanya pada Al
"I-iya" balas Al dengan nada setengah bergetar
"Sekarang kamu harus ngapain?" ucap Hans sungguh- sungguh
"Minta maaf sama ade" ucap Al. Hans mengarahkan pandangan nya pada sang anak seolah berbicara ' minta maaf sana'
Al berjalan mendekati sang kembaran yang duduk di depan nya. Al berusaha meraih tangan El namun El memalingkan wajahnya dan menjauhkan tangannya dari sang kakak.
Al tak menyerah meski El berusaha menolaknya.
"Maafin kakak, kakak nggak sengaja rusak mainan adek" sesal Al. Merasa tak digubris El, Al melihat ayahnya memohon.
Hans menarik nafasnya lelah lalu berjongkok di hadapan El.
"Adek, kakak udah minta maaf sekarang tugas ade apa?" tanya Hans dengan nada lembut
El diam tak menggubris.
"nanti papah beliin mainan lagi buat ade kalau ade mau maafin kakak" sambung Hans. El berbalik menatap Hans dengan girang lalu mengangguk senang.
"Papah janji ya sama ade nanti papah beliin mainan baru buat ade" ucap El memastikan. Hans mengangguk mengiyakan.
Bolehkah Al iri? Jika dirinya tak pernah sekalipun dibujuk halus oleh Hans.
"jadi ade udah maafin kakak?" Tanya Al.
"Huum" Angguk El.
Al senang? Tentu adiknya tidak akan mendiami nya lagi.
"jadi udah baikan nih ceritanya" ucap Anisa datang dari dapur.
"Hehe iya bunda" kekehan manis Al berikan untuk pertanyaan Anisa.
Hans mencubit pipi Al gemas. Tentu siapa yang tidak gemas dengan Al.
"sakit papah" adu Al.
"udah-udah sekarang saatnya makan" Ucap Anisa menengahi
"bunda hari ini masak nasi goreng kesukaan adek!!" riang El.
"iya dong kan hari ini hari spesial" ucap Anisa
"bunda kok masakin makanan kesukaan ade aja? Kakak juga mau" ucap Al iri.
"kakak ngalah ya sama adek, nanti bunda masakin makanan kesukaan kakak" ujar Anisa.
Emang bunda pernah masakin makanan kesukaan kakak?
Al berjalan lesu mendekati meja makannya. Ia menatap tak minat pada makanan yang Anisa masak. Al tak terlalu suka dengan nasi goreng sebaliknya El justru sangat suka dengan nasi goreng.
Al memakan nasi nya dengan amat pelan hingga Hans menyudahi makanan nya. Peraturan keluarga Hans adalah jika kepala keluarga berhenti makan maka yang lainnya juga ikut berhenti makan.
...
I'm so jealous even for everything
15 februari 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Non-FictionMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...