Part 26

4.7K 380 49
                                    

Happy Reading.

Al membuka bajunya dan melihat pantulan dirinya di cermin. Seluruh badanya membiru, banyak bekas luka sabetan dan pukulan.

Al membuka laci mejanya dan membersihkan lukanya sendiri. Anisa selalu mengajari Al untuk membersihkan lukanya sendiri.

"Perih " ucap Al kesakitan saat obat merah menyapu kulitnya.

Al meringis kesakitan hampir menangis saat merasakan sekujur badanya sakit. Ia segera memakai kembali bajunya saat mendengar mesin mobil Hans di nyalakan.

Diluar ada Hans, Anisa, dan kedua anak mereka yang sudah duduk manis didalam mobil. Al berlarian mengejar mobil Hans yang sudah mulai menjauh, ia mengabaikan rasa sakitnya.

"Papah! Tungguin Al Hiks" ucap Al menangis, ia terduduk menyaksikan mobil yang Hans bawa semakin jauh.

"Hiks padahal aku cuman mau ikut" ucap Al mengusap air matanya.

"Aku cuman mau ikut sama kalian" lirihnya.

Hujan turun sedikit demi sedikit, membasahi anak berusia 6 tahun itu. Al sangat pilu sekarang. Ia mengabaikan hujan yang terus membasahi tubuh kurusnya yang mulai kedinginan.

Al menegadah keatas dimana hujan menusuk matanya.

"Al cuman mau ikut, Al nggak pernah kalian ajak Al kan juga anak kalian" Al menangis, selama ini ia tak pernah diajak pergi bersama keluarganya.

"Padahal Al udah rangking 1, padahal Al udah nungguin buat beli hadiah, padahal Al udah belajar kenapa Al ditinggal?" ucap Al berdiri, ia menyeret kakinya pergi.

Al menangis, selama hidupnya tidak ada namanya kebahagiaan. Papahnya, adik-adiknya, bahkan bundanya sendiri mengacuhkan dirinya.

Al menangis, tampaknya Tuhan juga ikut merasakan apa yang Al rasakan. Terbukti dari hujan yang mengalir sangat deras.

Tuhan... dia hanya anak kecil yang belum pernah merasakan apa itu namanya pelukan hangat dari orang tuanya, lantas kapan ia akan bahagia?. Apakah jika ia sudah pergi dari dunia ini orang tuanya akan mengakuinya sebagai anak?.

Anak sekecil itu sudah merasakan kesakitan luar biasa, kenapa engkau menempatkan ia kedalam keluarga yang bahkan tak pernah sekalipun mencintainya.

Al cuman mau ikut, Al juga anak kalian kan?.

...

Al menunggu orang tuanya pulang. Ia ketiduran di sofa ruang tamu. Dirumah sebesar ini ia hanya seorang diri. Di luar hujan deras, didalam rumahnya ia menggigil kedinginan.

Al tertidur dan ia dibangunkan oleh Hans.

"Bangun, pindah kekamar" ucap Hans dingin. Ia membangunkan Al sementara tangan kanannya menggendong El yang terlelap.

Al mengucek matanya, semalam ini? Hans dan yang lainnya baru pulang. Al hanya menurut ia pergi kedalam kamarnya.

Al mentap iri kearah saudara kembarnya yang bahkan di gendong Hans. Bahkan Hans meletakan El secara perlahan lahan agar tidak membangunkannya.

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang