Part 40.

5.8K 359 43
                                    

Siapin hati buat yang nggak suka sama Caca.






























HAPPY READING.

"Al! Tania pingsan!" ucap Sintia saat sudah datang dengan nafas yang terengah-engah.

"dimana?!" ucap Al panik.

"di deket pos 3" jawab Anie, Al langsung berlari diikuti beberapa anak pmr.

Al menerobos apapun yang ada didepannya, jarak posnya dengan jarak Tania lumayan jauh. Ia segera menganggkat tubuh Tania dan meletakannya di tandu yang sudah disediakan oleh anak Pmr.

Al kalut dengan Tania ia hanya bisa menggenggam tangan Tania dengan panik saat melihat Tania. Keadaan Tania sudah lebih baik dari sebelumnya, ia sudah dirawat lebih dari satu jam.

"loh Caca mana?" tanya Vini.

"ada kok eh--" bingung Vera.

"loh iya Caca mana??" ucapnya Panik.

"ada kok dia dibelakang gue" ucap Anie.

"nggak ada??" ucap Vera sedikit panik, tadi mereka mengira jika Caca sedang berbenah ditenda namun setelah dicek ia tak ada disana.

"tadi ada dibelakang gue, tapi kok sekarang nggak ada" ujar Anie bingung sekaligus panik.

"tadi dia dibelakang guekan???" ucap Anie semakin panik.

"Caca hilang???"  ucap Sintia panik.

"siapa yang hilang?" tanya Mario datang.

"Caca hilang" ucap Vera.

"Apa?! Kok bisa!" ucap El tak sengaja mendengar perkataan Vera.

"I-iya, tadi dia ada dibelakang gue" ucap Anie menunduk.

"Kok bisa Caca hilang!" marah El.

"lo sabar dulu mending kita bilang dulu sama Guru" ucap Mario menangkan.

El masih marah dan panik. Mario kemudian melapor ke Guru bahwa Caca menghilang. Semua anggota osis dan siswa mencarinya ramai-ramai.

Al hendak pergi namun tangganya dicekal Tania, Tania menggeleng mengisyaratkan bahwa Al disini saja menemaninya. Namun, perlahan Al melepaskan tangan Tania.

"gue mau nyari Caca dulu" pamitnya lalu pergi.

Tania hanya melihat itu dengan lemas, ia merasa bersalah dengan hilangnya Caca. Bagaimanapun Caca hilang karena dirinya, andai penyakitnya tak kambuh mungkin Caca tidak akan hilang.

...

Satu jam mereka berputar-putar mencari Caca namun tetap saja hasilnya nihil.

"Yasudah begini saja kita berpencar, jika satu jam lagi tidak ada yang menemukannya maka kita akan melaporkannya kepolisi" ucap Pak Andre, panitia pelaksanaan.

Semua mengangguk mengiyakan, semuanya berpencar dengan masing-masing peta ditangannya.

El yang paling panik, mereka mencarinya dengan berpencar. Al mencari Caca dengan panik, bagaimanapun Caca sudah dititipkan ke Al oleh Bagas.

"CA! LO DIMANA?!" teriak Al, ia mengambil senternya karena malam hampir tiba.

"CACA! SAFIRA!" ucap Al menyebut nama Caca. Ia sedikitpun tak takut dengan hutan ini walaupun malam sudah menyambut, tak terasa ia sudah lebih dari satu jam mencari Caca dan Al tahu ia juga ikut tersesat.

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang