"bagus ya pulang main jam segini!?" bentak Hans saat melihat si kembar pulang saat sudah petang.
"maafin kakak papah, tadi kakak udah nyuruh adek pulang tapi adek nggak mau pulang" jawab Al
"berani ngejawab ya kamu!?" ucap Hans tambah murka.
"maaf papah" cicit Al
"kakak bohong!" bantah El
"bukan adek nggak mau pulang tapi kakak yang nggak mau pulang" sambung El.
"kok adek gitu sih, kan jelas jelas ade yang nggak mau pulang bukan kakak" ucap Al tak terima.
"enggak kakak yang bohong bukan
adek!" ucap El berbohong. Jelas berbohong karena dirinya terlalu asyik bermain sampai lupa waktu bukan Al."udah-udah kalian jangan berantem. Kamu lagi Al harusnya kalau udah sore itu pulang ngaji bukannya main!. Sekarang kamu papah hukum" ucap Hans lalu menarik telinga Al.
Al menjerit kesakitan,"sakit papah a-ampun"
Al menangis histeris manakala Hans menyeret nya sampai kamar mandi.
Byur
Byur
Byur
Hans menyiram Al dengan tak manusiawi. Al menangis pasrah saat Hans mengguyur badan nya itu. Beribu ribu kali Al mengucapkan kata maaf, seolah tuli Hans tak mendengarkan jeritan maaf dari putranya.
Al menggigil kedinginan. Matanya sembab, bibirnya pucat, telinganya memerah.
Hans meninggalkan Al sendirian lalu mengunci pintu toilet itu. Al bersandar pada dinding kamar mandi ia memeluk lututnya lalu kembali menangis.
"a-ampun" ucap Al terbata bata. Al memenjamkan matanya yang sembab.
Satu jam Al tertidur, ia merasa pintu kamar mandi terbuka. Dengan sedikit kesadaran nya ia melihat Anisa masuk.
"Astagfirullah alngazim!" ucap Anisa kaget melihat Al tak berdaya. Anisa membawa badan Al untuk ia peluk.
Badan Al panas.
Anisa panik lalu menggendong Al menuju kamarnya. Saat di depan pintu ia melihat Hans bersandar. Hans menarik paksa Al dari gendongan Anisa.
"mas kamu apa-apaan sih!?" ucap Anisa meninggikan suaranya.
Hans diam mengabaikan Anisa ia lebih memilih membawa Al masuk ke dalam kamar.
Hans meletakan Al pada kasur lalu keluar mengunci pintu. Di dalam kamar, Al menggigil badannya panas.
Di luar kamar tampak Anisa bersitegang dengan Hans.
"mas dia anak kamu loh! Kamu tega banget sama anak kamu sendiri!"
"biarin Al menerima hukumannya, sekali kali Al harus dihukum jangan dimanjain terus!"
Emang kapan Al dimanjain?
"tapi kamu udah keterlaluan banget
mas!" Anisa meminggikan suaranya."kamu mending diem!" tak kalah dengan Anisa Hans juga meninggikan suaranya dengan wajah yang memerah, ia benar-benar marah dengan istrinya.
Anisa diam tak membantah ucapan Hans. Ia lebih memilih masuk kedalam kamarnya dengan keadaan menangis. El yang melihat semuanya pun hanya diam.
Hans mengusak rambutnya frustrasi.
....
Pagi ini Anisa terburu buru untuk mengecek kondisi Al. Benar saja kondisi Al memburuk, jauh memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
SaggisticaMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...