Epilogue.

11K 507 79
                                        

*plis banget kalian wajib baca sama lagu "karena ku sanggup"-Angnes mo

...


Dengan jalan yang terseok-seok Anisa mendatangi Al yang terbujur kaku dengan kafan yang tak mau lepas dari tubuh anak malang itu.

Anisa untuk terakhir kalinya dan pertama kalinya ia mencium dahi Al dengan sekuat tenaga agar tidak menangis. Tak sanggup Anisa tak sanggup, ia kemudian memeluk pelan tubuh kaku putranya.

Membelai rambut Al yang tertutup kafan, menciuminya dengan perlahan.

"anak bunda sayang, bangun yuk" mata Anisa memerah, ia kembali memeluk erat tubuh Al. Merengkuhnya pelan, melepaskan dengan amat terpaksa tubuh kaku sang putra.

Anisa membelai pipi Al dengan perlahan dengan mata sayunya, menciumnya perlahan, membelainya untuk pertama kali. Mungkin ini takdir Tuhan, manusia hanya bisa kecewa dengan akhirnya.

Saat semuanya berubah kita tak lagi sama.

"anak bunda kuat ya selama ini, tapi bunda nggak kuat kalo jadi Al" Anisa menghapus air matanya perlahan.

Anisa mencium kedua mata Al meningatkannya dengan masa kecil Al yang selalu melihat Anisa mencium pipi El sebelum tidur dari balik pintu.

"kakak juga anak bunda kan? Tapi kenapa kakak nggak kayak El?"

"kamu anak yang nggak diharapin" dingin Anisa berkata.

Al tersenyum.

"Kakak juga sayang bunda!!"

"minggir kamu anak sialan"

Al masih tersenyum.

"aku buatin bunda kue, selamat hari ibu"

"cih murahan! Pergi kamu pembunuh" ucap Anisa membanting kue buatan Al.

Al tetap tersenyum meski berkali-kali ia di anak tirikan.

"aku mau bunda peluk Al" pinta Al sayu.

"bunda peluk kamu sekarang, kamu bangun yuk. Bunda sayang Al" ucap Anisa memeluk putranya itu.

Dan Anisa hanya menangis ketika mengingat semua kejadian dimasa lampaunya yang membuat anak pertamanya sakit hati karena ucapannya sendiri.

Seharusnya ibu lah cinta pertama seorang anak laki-laki bukan sebagai patah hati pertamanya.

Anisa mengelus mata Al yang terpejam, semuanya jiplakan suaminya sendiri. Anisa perempuan itu hanya bisa menangis dalam diam saat Al hanya terbujur kaku.

Terlambat, putramu sudah diambil oleh Tuhan. Bukankah kamu sendirilah yang selalu berucap "mati kamu" lantas mengapa kamu menyesali nya?.

Memang benar penyesalan selalu datang dikahir disaat Semuanya telah berubah dan pergi.

Memeluk Al dengan sekuat tenaga, Anisa menangis pertahannya runtuh seketika. Anisa dijauhkan dari tubuh Al oleh Tania dan Caca.

Air mata tidak boleh menetes pada orang yang sudah meninggal, sekalipun itu ibunya sendiri.

"Al, anak bunda. bunda minta maaf sama kakak" ucap Anisa memegangi dadanya yang sakit.

Al, anak kuat itu telah pergi ke surga Tuhan. Al sudah tenang, Al sudah bahagia disana. Al sudah tidak merasakan sakit lagi.

BRAK

Semua perhatian tertuju pada Hendry yang membanting pintu. Hendry berlutut didepan jenazah Al, Hendry memeluk Al.

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang