Kehadiran Caca juga menambah keramaian rumah Anisa tentunya. Al yang sedang terbaring lemah di ranjang nya seketika lebih baik karena kehadiran Caca dan Tania.
Al masih diam dengan permintaan maaf dari El. Begitupula dengan dengan El yang hanya diam menunduk.
"Al liat deh gambar aku" tunjuk Tania pada sebuah selembar kertas yang berisi gambar khas anak anak.
"bagus" balas Al lalu melanjutkan acara makan nya.
Saat ini mereka tengah menggambar ralat hanya Al yang tidak menggambar karena masih pusing.
"Al coba liat deh gambar Caca lebih bagus dari pada gambar nya Tania" ucap Caca membandingkan gambarnya dengan gambar milik Tania.
"gambar Tania lebih bagus daripada gambar punya kamu!" ucap Tania tak suka akan ucapan Caca.
"gambar kalian bagus kok. Tapi gambar Caca lebih bagus" ucap Al datar.
"wleee gambar aku lebih bagus daripada gambar kamu wlee" ucap Caca sembari menjulurkan lidahnya.
"huaaa gambar aku pokoknya yang lebih bagus!!" ucap Tania menangis. Anisa menenangkan Tania yang sedang menangis.
"udah udah gambar kalian bagus bagus kok. Tania nggak usah nangis ya" ucap Anisa menenangkan.
"kalo gambar aku gimana?" tanya El menunjuk gambarnya sendiri.
"gambar Nia bahkan lebih bagus daripada punya kamu" Ucap Al sarkas.
"yahhh padahal El udah susah susah buatnya " ucap El lesu. Gambar Caca lebih rapih, gambar Tania berantakan, dan.. gambar El bahkan nggak berbentuk.
" lwaaah gambarnya dedek bagus banget" puji Anisa kepada Gio.
"Dedek pemenang nya" ucap Al yang membuat Gio bertebuk tangan semangat. Semua orang disana gemas dengan tingkah Gio sendiri.
Gio berjalan melangkah mendekati Tania yang masih menangis. Gio meraih tangan Tania lalu memberikan gambar nya sendiri kepada Tania.
"kata dedek buat Tania supaya nggak nangis terus" Ucap Anisa mencoba menerjemahkan bahasa tubuh Gio.
"waaah ma-ma kasih" Ucap Tania sedikit gagap karena menangis.
Gio tersenyum bahagia.
Caca terus memperhatikan Al yang sedang makan. Entahlah Caca suka ketika memperhatikan gerak gerik Al. Tania yang melihat itu menyeringai licik lalu berjalan mendekati kasur Al dan.
Muach
Tania mencium pipi sebelah kanan Al dihadapan Caca. Caca melotot begitu pula Al.
"kamu apa- apaan sih!" ucap Caca tak suka.
"biarin wlee" Ucap Tania menjulurkan lidahnya dengan tangan yang menarik satu matanya kebawah.
Caca? Tentu marah dan berdiri mendekati Al dan...
Muach
Caca mencium pipi sebelah kiri Al. Sekarang Caca bersedakap dada dihadapan Tania dengan dagu terangkat keatas seolah menantang Tania.
"kalian apa-apaan sih!" Bentak Al marah.
"udah udah kalian nggak perlu ribut" ucap Anisa menengahi mereka.
"kalian semuanya pergi!" ucap Al marah.
"kakak kenapa nak?" tanya Anisa heran sekaligus panik kenapa putra sulung nya mendadak marah hanya karena sebuah sentuhan.
"pergi kalian!! Al jijik!" Teriak Al kesetanan.
Anisa semakin panik dibuatnya.
"Caca...." ucap El menarik tangan Caca keluar dari kamar Al. Seolah tanda bahaya Caca hanya mengikuti langkah El yang membaawanya pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Não FicçãoMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...