Bagaimana jika kalian menjadi Caca?sakit? iya sudah pasti. Caca menangis di pelukan El, tempat yang selalu menjadi keluh kesahnya.
"Udah ya jangan nangis lagi" Ucap El mengusap air mata Caca. Caca menggeleng ia kembali menangis.
El kembali memeluk Caca, semesta yang tak pernah tahu akan perasaannya. Kenapa harus Al orang yang disukai Caca di saat banyaknya manusia di dunia ini, kenapa harus orang yang El benci? kenapa bukan dirinya yang disukai oleh Caca.
"Udah ya nggak usah nangis lagi, masa anak ayah cengeng" Ucap El membuat Caca benar-benar memukulnya.
El semakin tertawa lebar saat Caca benar-benar mengejarnya.
"Udah gede kok masih nangis, nangisin cowok yang nggak peka pula" Ejek El.
"Sini lo yang ceweknya nggak peka-peka" Balas Caca mengejek.
Itu lo bego!
Caca ikut tertawa karena El, dasar prenjon.
"El gue aus" Pinta Caca, El mengangguk lalu pergi membeli minuman untuk Caca.
Di tengah perjalanan dari kantin El berhenti, saat sebuah tangan mencekalnya Itu tangan Asya.
"Gue mau ngomong sama lo" Ucap Asya dengan nada gugup.
"Apa? Cepetan kalo mau ngomong gue buru-buru"
"Gue... sayang sama lo, gue cinta sama lo gue--" Ucapan Asya berhenti saat El pergi meninggalkannya.
"ELFARIZI GUE SAYANG SAMA LO! GUE CINTA SAMA LO!" Teriak Asya membuat semua anak menoleh kearah dirinya pasalnya mereka tengah berada ditengah lapangan indor sekolah.
El berhenti berjalan, ia kemudian berbalik kearah Asya.
"Tapi gue nggak cinta sama lo" Ucap El tak berperasaan.
"Ya karena lo cintanya sama cewek bego kayak Caca!" Ujar Asya dengan mata memerah menahan isak tangis.
"Bego? Yang bego itu lo tolol! Jangan gangguin gue lagi atau lo akan nyesel!" Peringat El dengan serius.
"Tapi gue cinta sama lo El" Ucap Asya sembari menagis.
"Bego!" Maki El lalu pergi.
"EL GUE SAYANG SAMA LO, GUE CINTA SAMA LO hiks" Asya menangis ia berlari merentangkan kedua tangannya dihadapan El.
"lo maunya apasih sama gue?" ucap El lelah, Asya cewek yang selalu mengganggu nya di manapun itu.
"Gue mau lo jadi pacar gue!" Tukas Asya, semua anak hanya menonton pertunjukan gratis di hadapan mereka.
"Gue nggak mau" Tolak El, El hendak pergi sebelum Asya lagi-lagi menghadangnya.
"Tapi gue cinta sama lo" Ucap Asya kembali menangis.
"Bego murahan pula" ucap El menggeleng.
"GUE CINTA SAMA LO!" Kekueh Asya.
BYUR
El menyiram Asya dengan kedua air mineral miliknya secara perlahan-lahan dari atas kepala sampai menetes pada rok panjang milik Asya. El tersenyum puas kearah Asya lalu ia pergi meninggalkan Asya dalam keadaan malu dan patah hati.
Al datang setelah kejadian itu, ia menggelengkan kepalanya lalu ia melempari Asya dengan 15 lembar proposal.
"Kerjain" ucap Al tanpa rasa bersalah.
Asya menggangguk patuh, ia memunguti kertas itu satu persatu sebelum sebuah jaket berhenti tepat di bahunya.
"Pake" ucap Al lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Non-FictionMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...