Happy Reading
Seharusnya Al menikmati malam ini. namun, ia justru malah merasa tak nyaman. Semua orang menikmati candaan yang Hendry lontarkan kecuali Al, ia harus tetap belajar. Alasannya adalah sebentar lagi ulangan.
Hans tak menyukai jika nilai Al turun, maka ia tetap memaksa Al untuk belajar. Seharusnya Al ikut tertawa seperti yang lainnya bukan malah belajar.
"Udah belum?" Tanya Anisa saat melihat hanya Al yang tak ada.
"Bentar lagi bunda" Jawab Al.
Anisa mengelus punggung Al khawatir dengan anaknya itu, sudah dua jam Al belajar. Al itu mirip dirinya jika menyangkut belajar, akan lama bahkan materi yang belum diajarkan pun harus paham. Nisa itu pintar sepintar Al, Hans itu tampan setampan Al. Al itu ambis, seambis Anisa dulu, dan Al itu dingin sedingin Hans.
"Kalo udah belajarnya gabung ya sama yang lain" Ucap Anisa lalu pergi.
Al mendesah lega saat Anisa pergi. Al menutup buku-bukunya lalu pergi masuk ke dalam kamar nya. Al menyukai kesunyian, Al tak menyukai jika ada sepupunya datang. Makanya hanya El yang akrab dengan semua sepupunya .
Al menatap langit-langit kamarnya yang bergambar bintang. Sekali lagi Al memeluk robot pemberian Hendry. Mainan Al hanya beberapa bahkan bisa dihitung dengan jari, berbeda dengan kedua adiknya, yang sudah tak terhitung.
Kamar Al lebih banyak berisi buku-buku, entah itu buku cerita atau buku pelajaran. Karena sedari kecil Hans sudah menanamkan minat baca untuk Al.
"Duh aku laper" Ucap Al memegangi perutnya. Dengan malas Al keluar pergi ke dapur.
Di dapur ada Aidan anak kedua Hanie yang berusia 2 tahun. Aidan menangis saat Al datang, Al menghampiri Aidan yang sedang menangis, jidat Aidan berdarah. Al panik lalu ingin memanggil Hans. Namun....
"Aidan!" Ucap Hans saat melihat Aidan lalu menggendong nya.
Aidan terjatuh dan jidatnya berdarah.
Karena teriakan Hans, semua anggota keluarga keluar melihat Hans.
"Aidan!! " Teriak Hanie panik lalu merebut Aidan dari gendongan Hans. Aidan semakin kencang menangis.
Al bingung dan panik secara bersamaan, tiba-tiba telinganya di tarik paksa oleh Hans.
"Sini kamu!" Ucap Hans sembari menarik telinga Al.
"Papah sakit... " Keluh Al. telinganya memerah.
Hans menarik Al sampai belakang rumahnya lalu menghempaskan tubuh Al sampai terjatuh.
"Kamu ngapain Aidan?! Kamu pasti dorong Aidan kan?! Kamu pasti irikan? Ngaku kamu!?" Bentak Hans. Al menggeleng ribut.
"Al nggak tau papah, tiba-tiba Aidan
jatoh" Ucap Al mengatakan sebenarnya."Jangan bohong kamu! Saya tau kamu kan yang dorong Aidan?!" Ucap Hans semakin marah. Al menggeleng sembari menangis,
"Jangan lagi" Ucap Al didalam hati
Al menjerit saat Hans memukulnya dengan tangan. Al menangis meminta ampun tapi seaakan tuli Hans justru semakin brutal memukuli Al.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Non-FictionMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...