Part 21

4.6K 353 61
                                    

Happy Reading

Membenci?, mungkin Al akan membenci kedua orangtua nya tapi ia tidak bisa membenci kedua adiknya.

Saat ini Al tengah berbaring di rumput belakang rumahnya, Ia absen sekolah untuk hari ini, karena demam. Tadi Hans sudah membuat surat untuk kedua anaknya.

Al berbaring ditengah tengah El dan Gio. Keadaan Gio sudah pulih. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kalian liat deh langitnya biru ya" tunjuk Al pada langit.

Gio mengangguk, ia menepuk tangannya keatas.

"Dedek langitnya nggak bisa dipegang" ucap Al.

Raut wajah Gio berubah menjadi sendu. Al tertawa melihatnya, anak itu mengusap rambut Gio penuh kasih sayang.

"langit emang nggak bisa dipegang, tapi langit bisa diliat. Nanti, kalau kakak nggak ada kalian tinggal liat langit"

"emangnya kakak mau kemana?" tanya El.

Al tersenyum ia tak menanggapi ucapan El. Al mengadahkan pandangannya keatas, langit adalah kesukaan Al apalagi jika langit itu biru.

"kakak suka langit, apalagi langitnya biru. Kalau kalian kangen sama kakak, kalian tinggal liat langit." tunjuk Al keatas.

Al tersenyum bersama Gio, El justru sebaliknya. Anak itu hanya menampilkan raut wajah sedih.

"adek Kenapa?" tanya Al.

El menggeleng, El justru pergi meninggalkan Al dan Gio. Al menatap punggung adiknya sedih. Ia juga merasakan perasaan yang El alami.

...

"jangan lupa susunya diminum bund" ucap Hans, Anisa mengangguk.

El tertawa bersama Gio saat melihat tokoh kartun di Tv terjatuh. Saat ini mereka berempat tengah duduk di sofa dengan menonton Tv bersama, tampak mencerminkan keluarga bahagia.

Al duduk dimeja makan, ia tengah belajar dengan serius. Al menatap mereka iri, lagi-lagi hanya Al yang tak diperbolehkan menonton Tv bersama mereka, karena harus belajar.

Al sudah terbiasa dibedakan dan diasingkan dari keluarga nya sendiri. Bahkan Al sudah menganggap bahwa dirinya bukan keluarga Hans.

Al menekuk wajahnya, ia mencoret abstrak bukunya.

"ngapain kamu berhenti? Lanjutin!" tekan Hans berucap.

Al buru-buru mengerjakan tugas nya. Mengangguk patuh setiap ucapan Hans, Al menjadi lebih pendiam tak banyak bicara  tak seperti dulu.

"kalau sampai nilai ulangan kamu jelek, habis kamu" ucap Hans dingin.

Al mengangguk lalu pergi.

"kakak kesini dulu yuk nonton Tv" panggil Anisa.

Al menatap sebentar bundanya sebelum pergi kedalam kamarnya. Anisa menatap putra sulungnya sedih, sebegitu marahkah Al kepada dirinya.

...

Al membuka buku yang dibeliin Hendry. Ia membukanya dengan senang, namun..

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang