HAPPY READING
"gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue" ucap cewek yang sedang menunduk malu saat semua anak Sma Cendana melihat aksi nekatnya menebak pentolan sekolah, El.
El hanya diam dengan tangan yang ia kaitkan pada tangan Caca. Caca berusaha melepaskan tautan tangannya dengan El namun El mencengkramnya erat.
"gue nggak mau" ucap El lalu pergi membawa Caca pergi.
Cewek itu menunduk, dia adalah wakil ketua Osis yang selalu menghukum El dan kawan-kawannya, mungkin karena itu El menolak, pikir dirinya.
"udah? " ucap Al datang.
Asya nama gadis itu, ia nekat menembak El karena ia hanya ingin menuntaskan perasaannya untuk seseorang yang selalu membayangi pikirannya.
Asya mengangguk lemah, Al melemparinya beberapa kertas tanpa merasa bersalah. Salahkan saja Asya yang mengingkari janjinya untuk mengenjarkan tugas kelompok mereka.
Asya memupuli kertas itu sendirian. Tanpa ia ketahui ada seorang yang patah hati, Seorang yang 2 tahun diam-diam menyukai Asya.
Dilain tempat ada Caca yang sedang duduk berdua dengan El di perpustakaan, El menjadikan paha Caca sebagai batalnya El yang merasa nyaman kemudian memejamkan matanya.
"lo kenapa kok nolak Asya?" ucap Caca semabari mengelus rambut El.
El hanya menggeleng dengan mata yang terpejam menikamti setiap usapan tangan Caca pada rambutnya.
"gue tebak lo pasti masih ngarepin Crush lo yang nggak peka itukan? " tebak Caca membuat El mengangguk.
"secakep apa sih Crush lo sampai lo nggak mau pacaran sama orang lain" tanya Caca membuat El menegakkan badannya.
"lo mau tau Crush gue secakep apa?" ucap El pelan, Caca mengangguk El kemudian menatap dalam keraah Caca.
"dia cantik, dia suka warna pink, dia manis, dia itu...punya mata yang indah, rambutnya panjang hitam lebat, senyumnya manis, dia ada (didepan gue) disini " ucap El menyampirkan rambut panjang Caca kebelakang telinganya.
Caca tampak berpikir mencari jawaban dari Ciri-ciri orang yang El sukai. El hanya terkekeh sebentar meratapi nasib mnya yang menyuaki cewek tak peka seperti Caca.
"pasti dia spesial ya" ucap Caca membuat El mengangguk.
"sangat spesial" ujar El menatap wajah ayu Caca.
"siapa sih? Nggak mungkin kan lo Suka sama g--" ucap Caca tertahan saat penjaga perpustakaan melempari mereka buku.
"diem ini perpus bukan pasar" ucap penjaga perpus itu marah. Caca hanya tersenyum canggung lalu menyeret El pergi.
Sementara Al ia sedang berada didalam kelasnya bersama Tania, Tania tertidur dengan pipi yang Al topang menggunakan telapak tangannya.
Tangan kanannya ia gunakan untuk belajar dan tangan kirinya ia gunakan untuk menopang pipi Tania.
"Al" panggil Asya duduk didepan Al. Al hanya mengangguk sebentar lalu ia mengambil selembar kertas yang tadi ia berikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Non-FictionMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...