Part 28

5.1K 399 56
                                        

HAPPY READING




Tadinya ia hanya anak kecil yang sangat dibenci keluarganya. itu dulu karena, sekarang ia juga membenci keluarganya. Ia sudah tumbuh besar, ia tumbuh menjadi remaja yang tampan dan pintar. Sayangnya tak ada senyuman yang menghiasi wajah tampannya.

Dia menatap datar kearah semua orang yang menatap dirinya kagum. Bagaimana tak kagum, ia mempunyai wajah yang tampan, alis yang tegas dan jangan lupakan mata yang menawan yang membuat semua orang terjerat kearah dirinya.

Langkah kaki yang ia bawa terus disorot semua orang yang menatap. Tak jemu mata ini memandang pada keindahan pahatan Tuhan. Padahal ia hanya menatap dingin semua orang. Tapi, sepertinya semua orang tak peduli.

Ia berhenti di loker pribadinya, lokernya penuh dengan stiker-stiker pemberian dari adik dan kakak kelasnya. tahun ini ia kelas 11, sialnya lagi bahkan ada banyak surat-surat dari para penggemarnya yang memenuhi lokernya.

Alfarizqi atau Al nama panggilannya. Seorang ketua osis kebanggan SMA Cendana. Ia memliki banyak penggemar tak kalah bayak dari adiknya, El.

" Al!" panggil seseorang, Al membalikan badannya namun orang itu lebih dulu memeluknya.

Al terdiam. Semua orang menatap cewek itu iri. Hanya dia yang selalu dekat dengan Al, si The Most wanted sekolah.

Tania. Tania dan Al tumbuh besar bersama. Mereka selalu bersama, seperti  sepasang perangko. Bayak orang menganggap jika mereka adalah sepasang kekasih. Namun, sebenarnya mereka hanya menganggap satu sama lain saudara.

" Kuy pulang" ajak Tania, Al tak bergerak dari tempatnya saat Tania menarik tangannya.

" Pulang?" tanya Al, Tania mengangguk.

" Nanti, lo duluan aja gue masih ada rapat" ucap Al mengelus rambut Tania. Tania cemberut pipinya mengembung.

Al terkekeh gemas, ia sudah menganggap Tania adiknya sendiri, juga Tania yang menganggap Al kakaknya, mybe.

Tania pergi meninggalkan Al sendirian dengan perasaan kesal, padahal ia sudah menunggu Al lama.

"Ketua osis sialan!" maki Tania.

Al menggeleng kepalanya saat melihat tinggkah Tania. Ia segera mendatarkan wajahnya saat segerombolan anak kelas lain melewatinya.

Al pergi menabrak bahu salah satu dari mereka. El mengepalkan tangannya, ia dan saudaranya tak pernah akur. hanya ada perkelahian dan keributan jika mereka bersama.

" Kakak, Adek sayang kakak"

Halah bulshit! tak ada lagi kata sayang diantara keduanya, yang ada hanya kata-kata kasar yang sering mereka ucapkan.

...

Al berjalan sendirian, langit sudah mulai menjingga namun ia baru pulang. Tanggung jawabnya sebagai ketua osis mengharuskan Al tetap di sekolah, apalagi ini adalah tahun ajaran baru.

Seorang cewek berhenti dihadapan Al dan Al menghentikan langkahnya. Dengan wajah datar dan satu tangan dimasukan ke kantong celana ia mentap cewek itu.

Cewek itu memberikan Al sebotol air dan sepotong kue. Al menerimanya dengan suka rela, Al tak pernah menolak pemberian dari siapapun walaupun pada akhirnya ia akan membuangnya.

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang