Part 37

4.4K 368 41
                                    

HAPPY READING.





Caca sedari tadi berdiri tanpa bosan menunggu Al didepan ruang osis, saat ini Al sedang rapat bersama anggotanya. Bahunya ditepuk seseorang, membuat Caca membalikan badannya, menatap  El yang sedang tersenyum manis kearahnya.

"hei lagi ngapain?" tanya El sembari mengelus rambut Caca.

Caca menghela nafasnya "lagi nungguin Al"

"dia lagi rapat buat besok, mending lo pulang aja bareng gue."

"enggak lo duluan aja, gue mau beli persiapan kemah buat besok sama Al"

"sama gue aja beli persiapan kemahnya" ajak El.

"yaudah yuk, gue juga bosen nungguin Al daritadi" ucap Caca lalu pergi bersama El.

15 menit kemudian Al keluar bersama anggotanya. Ia kemudian menghampiri Tania yang sedang menunggunya.

"yuk pulang" ajak Tania.

"duluan aja, sorry ya" ucap Al, ia sibuk sekali hari ini. Al hanya menggelus rambut Tania.

Tania cemberut, sia-sia ia menunggu Al.

"yaudah deh gue sendirian aja" ucap Tania lesu.

"maaf ya" ucap Al penuh penyesalan.

"iya Al nggak pa-pa kok"

" yaudah sebagai gantinya besok lo berangkat sama gue tapi jangan ngaret" peringat Al. Tania mengangguk lalu pergi.

Btw besok mereka kemah, sebagai ketua osis Al sangat super sibuk. Ia kemudian menghampiri anggotanya yang lain.

Asya duduk disamping Al, ia memberikan  kotak nasinya untuk Al

"nih buat lo" ucapnya memberikan bekalnya.

Al mengangkat sebelah alisnya heran dengan Asya.

"tumben"

"gue tau lo belum makan, makan makanan punya gue aja biar lo nggak sakit perut" ujar Asya.

"nggak buat lo aja" tolak Al secara halus.

Asya hanya merotasikan bola matanya mendengar ucapan Al.

"yaudah buat gue aja sini lumayan makanan gratis" ucap Mario mengambil bekal dari tangan Al.

Al hanya menggelengkan kepalanya begitu pula dengan Asya. Kemudian mereka melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.

...

Al pulang ke rumahnya saat sudah hampir malam. Badannya remuk belum lagi untuk besok dan seterusnya. Ia berjalan terburu-buru saat melihat Hans memukuli Gio dengan rotan.

"lihat ini! Nilai semester ini kenapa anjlok banget? Papah udah bilangkan jangan sampai nilai kamu dibawah 95!" ujar Hans marah.

Hans memukuli Gio dengan kayu rotan miliknya, Gio hanya bisa menghalangi wajahnya. Al segera melindungi Gio dengan badannya.

"stop! Berhenti!. Apa salahnya jika nilainya 93? Apakah dengan cara begini anda meningkatkan nilai anak anda?"

"ohhh mau jadi pahlawan kamu?!"

"iya! Saya mau jadi pahlawan mau apa anda" tantang Al.

"saya tidak ada urusan dengan anak biadap kayak kamu"

"ada, stop nyuruh adik saya belajar dengan keras, cukup saya jangan dia" ucap Al melihat kearah Gio yang hampir menangis.

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang