HAPPY READING
Caca memakan makanannya dalam sunyi, hanya ada Anisa dan El yang berbicara. Mereka tertawa bersama, dengan Caca yang hanya menyimak dengan diam.
Ia mencari-cari sesuatu, yang dicarai hanya berbaring dalam keheningan dengan setumpuk buku yang berserakan.
Kerongkongannya tiba-tiba kering, ia merasa kehausan sekarang. Dengan terpaksa Al pergi dari kamarnya menuju dapur, Al diam sebentar ia lupa jika semua orang sedang makan malam, Al hendak pergi lagi, namaun seseorang meamangilnya dari belakang.
" Al! Sini makan" ucap Caca memanggil Al yang hendak pergi.
Al hanya diam, berdecak malas saat arah pandangnya bertemu dengan mata Hans. Al sudah naik lagi, namun Caca menarik lengannya.
" lepasin!" ucap Al tak mau, sudah dibilangkan kalau Caca itu batu.
" duduk dong, lo belum makan malam, iyakan tante? " ucap Caca.
Anisa hanya mengangguk tak ikhlas. Caca tersenyum, ia mengambil lauk dan nasi untuk Al dengan telaten.
Keadaan berubah menjadi hening seketika, tak ada percakapan ataupun apapun. Al hanya diam, ia menyendokan makannya dengan pelan.
" giamana sekolah kamu? " tanya Hans ke El sekaligus memecah keheningan.
" baik pah" jawab El, El mencuri-curi pandang kearah Caca yang duduk di depannya.
" Iya dong, kan El itu anak kesayangan saya. Dia anaknya rajin, ramah nggak pernah melakukan kesalahan, tidak seperti dia" ucap Anisa membanggakan El, diakhir kalimatnya ia langsung merubah nada bicaranya.
Al mengeratkan pegangannya pada sendok mencoba tak terprovokasi dengan ucapan Anisa.
" lihat Gio, dia anak berprestasi disekolah. Medali ataupun trovi di lemari sana itu semua milik Gio" ucap Hans membanggakan Gio.
Al hanya diam, ia tak meladeni ucapan kedua orangtuanya. Sebaliknya Caca sedikit bersemangat.
" oh iya Om, kemarin juga Al menang . Dia dapet juara 1 loh" cerita Caca senang.
Aniasa langsung menunjukan wajah tak sukanya saat Caca mulai bercerita tentang Al.
" masa sih anak nggak berguna gitu aja dapet juara" ujar Hans sinis.
Al menarik napasnya, ia semakin mengeratkan pegangannya pada garpu. Berdoa saja semoga Al dapat mengontrol emosinya.
" iya loh om, Al juga jadi ketua osis, anak kesayangan guru, selalu juara dikelas" ujar Caca panjang lebar.
" Ca, diem" peringat Al.
" palingan juga dia nyuap gurunya buat jadi ketua osis, harusnya tuh ya anak kayak El yang jadi ketua osis bukan anak nggak tau diuntung kayak dia" ucap Anisa sinis.
El tertawa senang, Al menggeraskan rahangnya, cukup sudah.
" tapi tan--" ucap Caca tertahan.
" GUE BILANG DIEM! " kesabaran Al habis sudah, Al pergi meninggalkan semua orang yang terdiam.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky [Tamat]
Non-FictionMenjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tua bukan keinginan Al. Ia tak pernah meminta kepada Tuhan untuk di lahirkan di dunia ini. ia juga tak mau seperti itu. ia pembawa sial untuk papahnya, Ia aib keluarganya, Ia selalu dibedakan dari saudaran...