Part 41

5.3K 373 38
                                        

HAPPY READING


Al membawa tubuh Caca dalam pelukannya terus berucap disamping telinga Caca untuk terus bertahan.

Al meringis sakit dibagian kakinya, ia segera berdiri dengan sekuat tenaga membawa tubuh Caca dalam gendongnya. Mencari jalan keluar namun apa daya saat tubuhnya juga butuh istirahat.

"maafin gue Ca" ucapnya sembari merengkuh tubuh pucat Caca.

Al menggosokan tangannya dengan tangan Caca berharap memberi kehangatan. Tiba-tiba Al teringat dengan perlakuan Caca dan perlakuan dinginnya.

Flasback lima tahun yang lalu...

Saat itu Al berdiri sendirian didepan kelasnya dengan wajah datarnya. Kebiasaan buruk Al adalah menunggu semua anak keluar kelas barulah dirinya.

Saat keluar kelas tiba-tiba hujan mengguyur sekolahnya, Al berdiri perlahan ia melangkah keluar tak memperdulikan hujan yang membasahi pakaianannya, karena kesabarannya sudah habis 20 menit menunggi hujan reda.

Ia menerobosnya dengan tas sekolah yang menjadi payungnya. Al merasakan hujan tak lagi membasahi badannya, ia mendongak melihat kearah anak gadis yang memayunginya.

Caca hanya menyengir kuda, ia dengan senang hati memayungi Al tanpa memperdulikan badannya yang ikut basah. Mereka berlarian dengan Caca yang terus memayungi Al.

Mereka berhenti di depan Koprasi sekolah. Al sedikit menggigil, ia kemudian melihat kearah Caca hanya tersenyum kearahnya tanpa merasa kedinginan.

"Gue udah biasa kedinginan lo nggak usah khawatir" ucapnya.

"cih" decih Al.

Al menggigil kedinginan, ia merasakan tangan lain menggenggamnya. Caca menggosokan tangannya dengan tangan Al.

"Kata ayah, kalau kita gosokin kedua tangan kita nanti panas sendiri" ucapnya.

Al diam membiarkan Caca menggosokan kedua tangannya.

Flashback Off.

Al tersenyum mengingatnya, ia kemudian menggosokan kedua tangannya dengan tangan Caca.

maafin gue Ca.

Al sedikit menyesal telah memperlakukan Caca dengan kasar. Al bimbang, entahlah ia menyukai siapa. Caca atau di dia yang tak kunjung peka dengan persaannya.

Al goyah karena Caca. Al menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata Caca, ia diam sebentar melihat Caca yang menutup matanya, tak kunjung bangun.

"Karma is real, kalau iya gue suka sama lo" ucap Al pelan.

"Brengsek, masa iya gue suka sama lo" lanjutnya.

Entahlah tapi Al selalu menikmati setiap momen dengan Caca, setiap suara sumbang Caca, setiap ucapan yang tidak berguna dari mulut Caca, Al pasti selalu menikmatinya.

Lelah, Al sudah lelah ia kemudian menutup matanya dengan perlahan membiarkan angin hutan menerpa pipi mulusnya, membiarkan setiap detiknya terbuang karena gadis sialan yang ia pangku.

Karena rasa tidak pernah bohong, sekalipun itu dengan orang yang salah.

...

Al menggerakan jemarinya dengan rasa sakit yang menjalar disekujur tubuhnya. Ia perlahan membuka matanya, melihat Tania yang meneteskan air mata.

Al bingung sekarang.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

Tania hanya menggeleng lalu memeluk Al. Al menyadari jika ia sedang berada di rumah sakit.

"kenapa lo nggak bilang" bisik Tania pelan.

"maaf" jawab Al mengusap rambut Tania.

"Lo jahat! Lo egois" ujar Tania semakin menangis.

Al hanya diam sembari mengelus rambut belakang Tania. Ia bersender membiarkan Tania menangis.

"Maafin gue" ucap Al lalu memeluk tubuh Tania.

2 hari Al pingsan, karena lelah dan karena satu alasan yang enggan ia bocorkan. Namun bukankah sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Tania mengetahui rahasia Al. Ia menangis didalam pelukan Al. Diluar ada Caca yang termenung melihatnya, ia meremat parsel yang hendak ia berikan untuk Al.

Padahal kondisinya saja belum sembuh.

"sepenting itu ya Tania buat lo?" ucapnya pada dirinya.

Mungkin ini saatnya Caca melupakan Al. Melupakan orang yang benar-benar membuatnya tahu bahwa dunia itu luas.

Caca mengangguk pada dirinya, mungkin ini saatnya ia harus melupakan Al. Caca pergi meninggalkan ruangan inap Al, ia pergi tanpa menoleh sekalipun.

Seandainya Caca tahu bahwa perasaan Al mulai goyah, seandainya Caca tahu bahwa Al sedang kesakitan didalam sana, seandainya Caca tahu,

Seandainya...

.

...

Selasa, 7 desember 2021.












Maafin author, author cuman bisa up segini. Mataku belum sembuh ini juga harusnya nggak boleh ngetik tapi author bela-belain buat kalian semua yang baca). Hihi

Blue Sky [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang