BAB 27 : Salju di Musim Gugur (2)

728 142 22
                                    

Berjalan-jalan di taman ini, dia terus memikirkan pertanyaan ini. Apa dia memiliki kesalahan pada Kaisar Dewa Sastra sehingga sosok itu sengaja menghindarinya?

Apa pilihannya salah menjadikan Kaisar Dewa Sastra sebagai temannya?

Apa harusnya tidak pernah terjadi antara mereka dan dia tetap menjadi seorang Grandmaster yang sendirian sepanjang tahun?

Sepertinya pilihan untuk membangun sebuah istana di alam fana bukanlah pilihan yang salah, dia tidak perlu repot berurusan langsung dengan Dewa-Dewi istana di alam surgawi.

Jika Kaisar Dewa Sastra ingin menghindarinya dan tidak ingin berbicara lagi, ya sudahlah!

Itu pilihannya!

Sebagai Dewa Kematian, urusannya adalah dengan alam fana dan hanya perlu mengirim laporan setiap akhir hari. Itu bisa di antarkan lewat perpindahan aray.

Dia kembali ke istananya. Setelah menyelesaikan mandi air hangat, duduk di dekat jendela dan menyelesaikan aksesoris yang sempat terbengkalai.

Di malam besoknya, setelah menyelesaikan tugasnya, mendatangi taman surgawi, lagi-lagi Kaisar Dewa Sastra menghilang setelah dia sampai di sana.

Ini tidak mungkin salah tebak! Kaisar Dewa Sastra sengaja menghindarinya.

Sampai ke malam-malam berikutnya, Kaisar Dewa Sastra masih menghindarinya.

Akhirnya setelah dua bulan purnama lewat, hatinya menjadi dingin, tatapannya yang cerah telah redup dan semakin dingin.

Setelah menjalankan tugas, dia memantau perkembangan pembangunan istananya dan kembali setelah dirasa cukup.

Tetapi sebelum memasuki lingkaran Aray, Ratu Dewi Air tiba-tiba menyadari kedatangannya dan mengajaknya berbicara.

"Grandmaster, sampai saat ini pembangunan berjalan lancar dan tidak ada kendala. Jika ada ketidak puasan, itu biasa diperbaiki segera.”

"Terimakasih Ratu, ini sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Saya berhutang budi pada Anda. Jika anda membutuhkan bantuan di masa depan, katakan saja."

Ratu Dewi Air tertegun. Setelah dia berpikir sesaat, dia mengangguk, "Apa anda tahu Jurang Air di danau Biling Kerajaan Lan?"

"Sebuah Mitos makhluk fana yang mengatakan Jurang Air adalah naga air, memilik seribu rambut hitam yang seperti pedang lentur." Grandmaster menebak.

"Benar. Sebulan terakhir, semua ikan di dalam danau telah dimusnahkan dan Jurang Air Memuntahkan serabut akar yang mengandung racun. Penduduk dari kerajaan Lan tidak dapat mengambil air yang bersumber dari danau yang sama, mereka melintasi daerah yang jauh untuk mendapatkan air bersih."

Sepanjang pengamatannya, kejadian itu sangat merugikan dan memprihatikan. Ratu Dewi Air merasa kasihan, karena berulang kali penduduk berdoa untuk menghilangkan musibah ini.

Sebagai Ratu Dewi Air, dia bukanlah dewa perang yang bisa melakukan pekerjaan berat dan dia berencana membiarkan istana dewa perang yang menangani ini.

Tetapi terkait ini masih wilayah kerjanya, dia sulit berbicara dengan bantuan istana dewa perang.

"Apa anda membutuhkan bantuan saya?"

Benar!

Karena Grandmaster bukan hanya dikapasitasi kekuatan kematian, dia juga di anugrahkan kekuatan besar.

Ratu Dewi Air  perlahan tersenyum, "Jika itu tidak memberatkan anda."

Grandmaster balas dengan anggukan ringan, “Besok setelah pekerjaan saya selesai, kita bisa pergi bersama."

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang