BAB 39 : Keindahan Abadi Tanpa Topeng

762 128 32
                                    

Di alam fana, salju turun semakin lebat dan di dini hari angin berdesir dingin dan amat dingin.

Pakaian selapis Grandamster dihembus angin, terbuka semakin terbuka, tetapi sosok itu tampak tidak peduli.

Setelah melihat Putri yang mengerikan dan menyedihkan itu, senyuman pahit selalu di bibirnya, ada ya orang yang jatuh cinta hanya semula mendengar nama kemudian berakhir dengan perbuatan gila?

Grandmaster menggeleng-geleng, wajahnya yang tampa topeng tampak tentram melihat Kaisar Dewa Sastra tidur nyenyak, setelah dibelai, dicium, Kaisar Dewa Sastra tidak bergerak seolah terlalu nyaman.

Melihat hal itu, Grandamster tidak dapat membantu tetapi dia membungkuk dan mencium pipinya lagi, kemudian mengecup sudut matanya yang menghadirkan bulu mata panjang dan tebal itu.

Ketika dia menarik diri, merasakan gerakan dari orang yang diciumnya, dia kembali ke posisi duduk semula, menyilangkan kaki di atas kaki lain dan membiarkan sepasang pahanya yang mulus, terbuka.

Pony rambutnya jatuh ke pipi saat Kaisar Dewa Sastra menggerakan sepasang matanya yang tertutup. Bulu mata yang panjang itu perlahan berkibar dan di antara alisnya yang berkerut semakin berkerut, matanya perlahan terbuka.

Mendapati bangunnya tanpa Grandmaster lagi, telah membuatnya tidak ingin bangun, tetapi merasakan lengannya sakit karena tidur terlalu lama di atas meja, dia ingin berbaring di kamar saja dan menunggu Grandmaster pulang.

Saat mengangkat kepala dan menupang duduknya dengan tangan yang menyiku di atas meja, matanya tiba-tiba terbuka lebar dan berkedip sekali, kemudian merasakan isi kepalanya kosong.

Seseorang yang duduk di bangku sampingnya!

Pakaian selapis merah abadi yang longgar?

Rambutnya yang panjang lepas terurai serta berpangku tangan dengan angkuh!

Kemudian merasakan kekuatan batin yang akrab!

Serta wajah yang bersih, polos dan cantiknya keterlaluan itu!

Kaisar Dewa Sastra menjadi linglung, sekelilingnya menjadi bisu, angin bertiup dari jendela membawa hawa dingin membuatnya sedikit tersadar, "Kau... Kau... Grandmaster?!"

Tetapi sebuah telapak tangan tiba-tiba menutupi matanya dan bibirnya dicium oleh sepasang bibir lembut, setelah hening sesaat, seseorang berbisik di telinganya, "Jangan melihat wajah ku terlalu lama! Kau akan kehilangan pesta pernikahan mu."

Grandmaster tertawa dan melepaskan tangannya, "Kau hanya boleh melihat ku seperti ini."

Seorang Grandmaster dengan topeng setengah wajah yang terlihat cantik dengan pakaian borkat merah abadi dan tenang.

Untuk sementara waktu, Kaisar Dewa Sastra masih merasa linglung.

Ini sungguh Grandmaster yang ditunggu-tunggunya ya?

Grandmaster yang telah pergi selama seminggu lebih?!

Saat melihat wajah tanpa topeng sebelumnya, dia telah kehilangan perasaan menunggu itu! Sakitnya rasa menunggu dan kesepiannya tidak ditemani, memudar dalam sekejap mata.

Tunggu!

Pesta pernikahan apa yang dibicarakan sosok ini?

Siapa yang akan menikah?

Grandmaster?

Dengan siapa?

Apa dengan dengan Putri dari neraka itu?

Kaisar Dewa Sastra merasakan kepalanya berguncang! Pertanyaan-pertanyaan yang telah memudar seiring waktu dan dia dengan tangan pucat yang seolah kehilangan darahnya karena lama menunggu, menarik Grandamster dan menekan bibir Grandmaster dengan miliknya.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang