BAB 56 : Rumah Tangga Bai (3)

275 47 1
                                    

Dia tidak peduli dengan dewi itu, bahkan melirik pun tidak. Jika dia melirik lebih dari tiga detik, akan membuat hatinya berguncang, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu mengalahkan keelokan wajahnya.

Seorang Wei YuanDao menjadi cultivator lepas, muda dan sangat tampan. Dibalut pakaian sederhana, tidak menghilangkan keelokan wajahnya, wibawa serta kekuatan tubuhnya yang mengesankan.

Tidak peduli dengan harta, jika dengan wajah bisa membuatnya bahagia, Putri Bailing dengan senang hati menyerahkan semua hartanya demi mendapatkan suami yang mengesankan seperti ini.

Dewi mengangkat dagunya, berhenti mengupas apel, sepasang mata blue sapire nya menari-nari dengan dedikasi yang kuat. Tidak ada kata keluar dari mulutnya, kecuali tubuhnya mengeluarkan hawa dingin. Dingin salju seakan membungkus ruangan ini.

Wei YuanDao mengambil tangannya, menggenggamnya dengan erat, "Tidak perlu mendengarkannya. Beri aku potongan apel lagi."

".... Hm."

Dewi berkedip, mengulurkan tangannya yang berisi sepotong apel, memasukannya ke mulut Wei YuanDao. Putri ketiga terbaikan dengan mudah, bahkan satu kata pun tidak keluar dari Wei YuanDao untuknya.

Kepala Keluarga Bai mengusap dahinya yang berkeringat dingin, dia berdiri untuk mengambil botol kaca ikan hias Putri ketiga, mendorongnya masuk ke ruangan lain.

"Jangan mengganggu mereka! Otak mu kecil. Apa jadinya pemuda itu marah, nyawa mu hanya segelintir kuku baginya, tidak sulit membunuh mu. Dengar putri ku, mereka bukan sembarang orang yang bisa kamu ganggu, cari yang lain, banyak pangeran dan bangwasan mau dengan mu, kenapa kamu menunjukan minat mu pada pria yang sudah beristri?"

Putri ketiga membuang matanya ke samping, wajahnya memerah, "Aku tahu. Tetapi pemuda itu membuat jantung ku berdetak kuat, merasakan sentakan yang mendamba. Tidak seorang pun mampu melakukan hal semacam ini, hanya pemuda itu Ayah. Aku menginginkannya, karena aku telah jatuh cinta pandangan pertama."

Kepala Keluarga Bai bernafas di mulutnya, hidungnya menghirup udara sebanyak-banyak nya, dia mengusap kepala putrinya, "Dengar, sekali pun kamu menyukainya, bukan berarti itu akan menjadi milik mu. Pergilah istirahat. Kakak perempuan kedua mu sudah pulang sejak tadi, bermain di halaman mawar."

Putri ketiga menghentakan kakinya, pergi dengan cepat, "Aku tidak akan melepaskannya, Ayah! Ingat itu!"

Lalu menghilang setelah melewati ruangan berikutnya.

Kepala Keluarga Bai menggeleng-geleng, kembali ke ruangan tamu. Dewi sudah tertidur di pundak Wei YuanDao selagi memeluk lengannya.

Wei YuanDao masih mengunyah apel, memasukan sepotong apel lain ke mulutnya.

Melihatnya kedatangan kepala keluarga Bai, menyelesaikan kunyahan itu, tatapannya berkilat dengan sinar merah. Dia mendengar betul percakapan mereka. Sekali pun di balik dinding yang tebal, serta jarak yang cukup jauh, telinga Grandmaster Dewa Kematian bukan seperti milik manusia.

Semua percakapan itu ditangkapnya, dan melemparkannya keluar, sinar merah di sepasang bola mata kelabunya membuat Kepala Keluarga Bai merinding, sekujur tubuhnya kaku.

"Tuan... apa ada yang salah?"

Hanya dijawab oleh udara kosong, sosok Wei YuanDao terlalu dingin dan mengerikan, udara berat di sekelilingnya membuat udara cahaya redup.

Pikiran Kepala Keluarga Bai di alihkan pada dewi yang tertidur, lalu tersentak dengan pemikirannya, "Bagaimana anda membawa istri anda ke kamar tamu? Tidur seperti itu akan membuat persendian tulang punggungnya pegal."

Sinar di bola mata Wei YuanDao menghilang, bulu matanya berkibar saat berkedip, tatapannya menjadi tenang melihat Dewi yang tertidur. Tubuh Dewi lemah, berjalan seharian membuatnya kehilangan tenaga.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang