BAB 61 - Spekulasi

280 43 9
                                    

Kaisar Dewa Sastra memiliki pemikiran yang sama dengannya; dia diam dengan mengandalkan matanya melihat ekspresi Grandmaster, menunggunya berbicara.

"Itu seperti itu. Spekulasi ini tanpa bukti. Bisa saja istana dewa angin digunakan sebagai kambing hitam sebagai jalan akhir."

Jika alam neraka benar-benar kalah, setidaknya jika tuduhan berujung sukses, alam syurgawi akan membersihkan istana dewa angin.

Satu kekuatan besar ini akan mengurangi kekuatan alam syurgawi.

Di masa mendatang, musuh alam neraka menurun setidaknya seperlimanya.

Ini keuntungan besar tanpa mengorbankan nyawa.

Benar-benar hanya menjatuhkan kayu lapuk ke sungai dan merobohkan jembatan megah di hilir.

Tanpa turun tangan mereka telah merobohkan lawan yang kuat.

Sebenarnya karena kekuatan dan kekuasan, mereka ingin merebut alam syurgawi agar mereka sendiri yang menguasai, menjajah di atas empat alam.

Alam ke empat ini bertujuan menjadi penguasa.

Alam syugawi telah kehilangan berapa dewa muda berbakat, Ratu Dewi Air yang kekuatannya rusak dan mentalnya jatuh.

Pada dasarnya dia tidak lagi mampu mengemban tugas sebagai Ratu air, dia berkelana karena itu adalah jalan akhirnya dia bertahan hidup dengan nyaman.

Kabarnya Kaisar Dewa Petir yang tinggal di utara fana telah menawarkannnya sebuah istana yang indah untuk menetap, menikmati masa pensiun, namun ratu yang lembut dan baik hati itu lebih suka menjauh dari kemegahan, menjalani hidup seperti manusia biasa.

"Alam surgawi benar-benar terguncang." Kaisar Dewa Agung menghela nafas, semua ini tidak lepas dari ke angkuhan alam neraka.

Di masa depan mungkin saja terus berlanjut.

Ekspresi Grandmaster melamun, melirik Kaisar Dewa Sastra dengan matanya yang indah, "Maukah anda bekerpergian dengan saya?"

Perjalanan ini cukup lama, dia perlu membicarakan ini dengan Kaisar Dewa Agung.

Yang dituju ada di sini, apa salahnya mereka mengungkapkan berterus terang.

Namun Kaisar Dewa Agung menangkapnya dengan maksud lain, dia menjadi gelisah, "Apakah, apakah Grandmaster akan pensiun?"

Jika benar, semua tugas akan kembali padanya.

Selain Grandmaster, tidak ada dewa kematian lain!

Dan karena pertanyaan itu, Grandmaster menatapnya, "Kedengarannya bagus."

Lalu dia melirik Kaisar Dewa Sastra lagi, "Apa anda mau pensiun dengan saya?"

Kaisar Dewa Agung hampir kehilangan rohnya, "........."

"Tidak. Tidak. Tidak seperti itu. Tolongan jangan lakukan itu."

Grandmaster dan Kaisar Dewa Sastra, "......."

"Anda berdua silakan berlibur bulanmadu lagi, tapi tolong jangan pensiun."

Grandmaster dan Kaisar Dewa Sastra, "......."

"Cukup saja Ratu Suri dan Ratu Air yang pensiun."

Setelah kata-kata ini, Grandmaster melirik Kaisar Dewa Agung dengan dingin, "Tidak ada kata-kata kekanakan seperti itu saat ini."

Kaisar Dewa Agung, "......."

Mereka berkelana bukan untuk bulan madu, mereka pergi juga juga bukan untuk pensiun.

Tetapi hal mendesak lainnya.

Kaisar Dewa Agung merasakan kulit lapisan luarnya menghangat, ribuan tahun ini dia telah menjadi dewa yang agung dan bermartabat hebat, tidak pernah mendengar kata-kata kecuali hal yang bagus dan sanjungan.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang