BAB 28 : Salju di Musim Gugur (3)

750 151 97
                                    

Bagian-Bab : Mengembalikan Gelang Giok!

..

Sosok anggun seperti seorang Dewa dengan topeng semerah darah di wajahnya, mengirim aura mematikan dan menyeramkan.

Sosok itu tampak berjalan ke bukit, pada istana setengah jadi itu.

Iblis yang telah jatuh berlutut di tanah keras tampak tidak ada arti baginya dan terabaikan!

Mengingat sosok menyeramkan dan anggun ini pernah menyelamatkannya secara tidak langsung. Dia ingin mengatakan sesuatu, seperti rasa syukur, jadi dia berusaha membuka bibirnya yang membiru, "Tuan..."

"Tuan pakaian merah.... Terimakasih."

"Terimakasih, Tuan.." Melihat sosok itu mengabaikannya, dia berulang kali mengucapkan terimakasih.

Setelah ratusan kali kata terimakasih keluar dari bibirnya, sosok itu akhirnya berbalik, menuruni tangan yang baru dibuat dari tanah keras, terlihat akan kembali.

Dia membungkuk dan berusaha mengungkapkan senyum, "Terimakasih... Tuan. Terimakasih. Saya pasti mengenang jasa anda dan membalasnya suatu saat."

Grandmaster mengabaikannya. Di pintu keluar itu, iblis berlutut di sisi jalan, seolah menjadi pengemis.

Tanpa katanya meninggalkan iblis itu dan setelah tidak ada siapa pun yang memperhatikan, dia bertranmigrasi melalui lingkaran aray.

Beristirahat di istana pribadi dewa kematian.

Untuk mengunjungi taman alam surgawi, dia tidak pernah lupa!

Saat melihat Kaisar Dewa Sastra akan memasuki lingkaran aray lagi, dia melompat ke dalamnya dan seketika dia dibawa ke istana pribadi Kaisar Dewa Sastra.

Melihat kedatangannya yang tiba-tiba, sang Kaisar Dewa Sastra mundur selangkah dan tatapannya mengembun, "Kau!"

"Apa kau sudah melupakan namaku, Kaisar Dewa Sastra!" Topeng sepenuh wajah Grandmaster digantikan topeng kecil, sebagian wajahnya terbuka dan memperlihatkan senyuman pahit.

Dia melangkah dengan ringan, jubah brokat merah melayang-layang di belakang punggungnya, dia mengayunkan tangan dan mendorong Kaisar Dewa Sastra ke ranjang.

Sepasang dewa itu secepatnya tenggelam di hamparan yang empuk.

Tangan Grandmaster memegang kedua pergelangan Kaisar Dewa Sastra, menekannya di ranjang, "Apa kau puas! Datang padaku dan meninggalkanku dengan mudah! Kaisar Dewa Sastra!"

Suaranya bahkan tinggi di kata terakhir memanggil gelar keagungan Lan Wangji.

Kaisar Dewa Sastra itu tampak membeku, tidak dapat melawan, apalagi membalas! Diam seribu bahasa seolah tenggorokannya tercekat, sosok Grandmaster ini tampak sangat marah!

Tetapi alasan apa?

Kaisar Dewa Sastra mengerutkan bibir, membuang muka dan menghindari tatapan Grandmaster padanya.

"Saat seperti ini kau masih menghindariku! Apa salahku, Lan Wangji?!" Grandamster memegang dagu Kaisar Dewa Sastra, mengalihkannya untuk saling bertatap.

"Katakan apa salahku?!"

Itu mudah dan tidak ada perlawanan Kaisar Dewa Sastra seolah diancam seperti ini tidak bermasalah, Grandmaster semakin menekannya di ranjang, perkataannya terdengar pahit, "Jika kau ingin seperti itu, maka tinggalkan aku! Jangan pernah muncul di depanku lagi."

Kemudian atas semua kemarahannya, membawa wajahnya turun, bibir mereka menyatu dengan sentuhan lembut. Itu hanya sekilas, tetapi membuat perasaan siapa pun dilambungkan.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang